Senin 07 Aug 2017 16:38 WIB

Wiranto: Pemerintah Kerja Sama dengan Amerika Terkait ISIS

Rep: Santi Sopia/ Red: Andi Nur Aminah
Menko Polhukam Wiranto
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menko Polhukam Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) terkait terorisme. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan kedua negara menyepakati bahwa musuh bersama yang sekarang sedang dihadapi dunia adalah terorisme dari ISIS.

"Menyangkut masalah bagaimana Amerika juga memiliki kepentingan untuk pengamanan kawasan yang juga difokuskan untuk mengatasi ISIS yang ingin membangun satu basis baru di kawasan Asia Tenggara," kata Wiranto usai menerima kunjungan kehormatan Panglima Armada Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik Laksamana Harry B Harris di Jakarta, Senin (7/8).

Pertemuan tersebut membahas mengenai kewajiban kedua negara dalam memelihara perdamaian kawasan sub regional, khususnya di Asia Tengga dan Asia Pasifik. Kunjungan Laksamana Admiral Harry ke Indonesia merupakan satu kelanjutan hubungan Indonesia dengan Pasifik komander yang ada di Hawai.

Menko Polhukam RI itu mengatakan, ada sekitar 200 kerja sama di bidang militer yang sudah terjalin. Menurutnya, kerja sama ini merupakan satu kegiatan yang terus menerus dilakukan dari tahun ke tahun. Sebelumnya, Wiranto mengatakan, Presiden Joko Widodo dengan Presiden Donald Trump sudah bicara banyak mengenai bagaimana kedua negara bersama-sama melawan terorisme.

Indonesia juga sudah memprakarsai pertemuan sub regional di Manado beberapa hari lalu. "Kita mengundang New Zealand, Australia, Malaysia, Brunei, Filipina dan Indonesia untuk membahas bagaimana menetralisir rencana pembangunan basis baru di Marawi, Filipina Selatan. Dan dia (Laksamana Harry, Red) sepakat bahwa hal itu harus dilakukan, karena Amerika sendiri secara teknologi, secara langsung membantu Filipina melaksanakan operasi itu," kata Wiranto.

Menurutnya jangan sampai negara-negara yang berkonflik di Laut Cina Selatan melakukan provokasi-provokasi yang mengundang konflik lebih luas lagi. AS juga, menurut dia, tidak menghendaki adanya konflik di kawasan Asia Pasifik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement