Selasa 22 Mar 2016 20:13 WIB

PHRI Bali Imbau Pelaku Usaha Beri Data Akurat

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Maman Sudiaman
Sejumlah wisatawan mengunjungi monumen Bom Bali di Legian, Kuta . (Antara/Nyoman Budhiana)
Sejumlah wisatawan mengunjungi monumen Bom Bali di Legian, Kuta . (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengimbau seluruh pelaku usaha sektor perhotelan dan restoran untuk bepartisipasi memberikan data akurat dalam Sensus Ekonomi (SE) 2016. Pria yang akrab disapa Cok Ace ini mengatakan SE 2016 sangat penting untuk pembuatan kebijakan, arah, target, serta sasaran pembangunan ke depan supaya lebih valid dan terencana.

"Petugas sensus juga sudah saya ingatkan supaya mendata juga pelaku usaha yang belum berizin," kata Cok Ace kepada Republika, Selasa (22/3).

Pendataan pelaku usaha akomodasi pariwisata, seperti perhotelan dan restoran yang belum berizin, kata Cok Ace sangat diperlukan. Petugas akan memberikan tanda berupa catatan (notasi) khusus kepada yang belum mengantongi izin tersebut.

"Supaya ke depannya bisa dibuat kebijakan yang pas untuk mereka," kata Cok Ace.

PHRI saat ini beranggotakan empat ribu anggota. Jumlah kamar hotel yang terdaftar di Provinsi Bali mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 70 ribu kamar. Fakta di lapangan saat ini, kata Cok Ace justru menunjukkan jumlah kamar hotel di Bali sudah lebih dari 100 ribu kamar.

Kelebihan jumlah kamar ini umumnya disebabkan banyaknya pelaku usaha yang tidak mendaftarkan usahanya dengan lengkap. Cok Ace mencontohkan, ada pelaku usaha yang mendaftarkan jumlah kamar di penginapan yang dikelolanya hanya lima kamar, padahal faktanya ada 10 kamar.

Jika data ekonomi Provinsi Bali bisa terangkum dengan benar, PHRI Bali optimistis target dan sasaran pembangunan lebih tepat sasaran. Pemerintah daerah dan pelaku usaha juga bisa memberi masukan kepada investor, bukan semata mengikuti kemauan bisnis investor.

Kepala BPS Kota Denpasar, I Gede Suarta mengatakan pihaknya telah merekrut 1.845 orang petugas sensus untuk diterjukan dalam SE 2016. Mereka akan disebar ke berbagai wilayah di Denpasar dibantu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) hingga kepala banjar di lingkungan masing-masing.

"Denpasar salah satu jantung pariwisata di Bali. Banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sini sehingga data akurat mereka diperlukan," kata Suarta.

Sensus Ekonomi 2016 akan diselenggarakan 1-31 Mei 2016. Sensus ini juga berfungsi untuk mengetahui karakter perekonomian masyarakat. Semua sektor ekonomi di luar sektor pertanian ikut menjadi sasaran sensus sehingga diperoleh data dasar ekonomi nasional yang lengkap. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement