REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI masih mengawasi kawasan Cilandak, Jakarta Selatan terkait kasus virus flu burung. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI meminta masyarakat waspada dalam waktu kurang lebih 14 hari.
"Kita masih awasi itu. Jadi masyarakat yang di sekitar radius 25 meter harus waspada," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi di Jakarta, Senin (21/3).
Koesmedi mengatakan, Dinkes akan menyiagakan tenaga medis di lokasi paparan flu burung tersebut. Biasanya, Koesmedi mengatakan, kalau ada masalah seperti ini Dinkes menugaskan puskemas untuk memantau ketat lokasi itu.
Dia mengatakan menyusul 85 persen penderita virus H5N1 meninggal dunia pemaparan virus itu juga harus diantisipasi dengan meminimalisasi peternakan unggas di dalam kota. Lagi pula, itu berdasarkan Perda nomor 5 tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengendalian, Pemeliharaan, dan Peredaran Unggas. "Dan instruksi gubernur juga sudah tidak boleh ada lagi peternakan dalam kota dan pemotongan di perumahan," katanya.
Seperti diketahui, puluhan unggas mati di Cilandak, Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil uji labolatorium, puluhan unggas itu positif terjangkit virus H5N1.
Koesmedi mengatakan berdasarkan catatan, sebanyak 21 kecamatan pernah menjadi lokasi timbulnya virus fu burung di Ibu Kota. Dia mengatakan, di kawasan Cipete ada tahun lalu dan menjadi salah satu lokasi kemuncuan virus mematikan itu. Beruntung virus tersebut tidak merenggut korban jiwa. "Terakhir pasien meninggal pada 2014 di Cakung," katanya.