REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lampu yang menerangi puncak Monumen Selamat Datang di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3) malam, dipadamkan sebagai salah satu wujud partisipasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam Earth Hour 2016.
Salah satu warga yang berpartisipasi menyaksikan di Bundaran HI, Ebil, dalam momen Earth Hour 2016 berharap ada kesadaran bagi banyak pihak untuk lebih memerhatikan perubahan iklim yang sedang terjadi.
"Masih soal isu yang sama tentang kebakaran hutan, harapannya tentu agar mengalami perubahan," kata Ebil, yang tergabung dalam Komunitas Sepeda DHL.
Ian, yang juga tergabung di anggota Komunitas Sepeda DHL, juga berharap pengendara kendaraan bermotor di Ibu Kota RI mampu berkurang.
"Earth Hour ini bisa jadi momentum mengingatkan para pengguna kendaraan agar lebih ramah lingkungan," kata Ian.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, lampu yang dipadamkan antara lain lampu puncak Monumen Selamat Datang, lampu pos polisi Bundaran HI, dan lampu yang menerangi logo-logo hotel dan perkantoran di sekitar lokasi.
Cuaca di Jakarta Pusat sendiri terpantau hujan dengan intensitas lebat sejak pukul 20.45 WIB.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok melalui akun media sosial Twitter mengimbau seluruh warga DKI untuk berpartisipasi dalam Earth Hour.
"Mengimbau seluruh masyarakat DKI Jakarta untuk ikut memadamkan lampu dan elektronik pada malam ini, pukul 20.30-21.30. #EarthHour2016," tulis akun Twitter pribadi Ahok @basuki_btp, Sabtu malam.
Pemerintah DKI Jakarta berpartisipasi dalam Earth Hour 2016 dengan memadamkan lampu di enam lokasi di Ibu Kota, yaitu di Balai Kota, Monumen Nasional (Monas), Patung Arjuna Wiwaha, Bundaran Hotel Indonesia, Patung Pemuda Membangun, dan gedung-gedung di sekitar Monas. Pemadaman di lokasi-lokasi tersebut berlangsung selama satu jam mulai pukul 20.30 WIB hingga 21.30 WIB.
Earth Hour sendiri merupakan sebuah gerakan lingkungan hidup global yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF) untuk mempromosikan kesadaran iklim sekaligus menggalang dukungan untuk program konservasi dari organisasi nonpemerintah tersebut.
Gerakan tersebut dimulai untuk pertama kalinya di Sydney, Australia pada 2007 silam. Pada Earth Hour 2015, sebanyak 172 negara turut berpartisipasi dan lebih dari 10.400 monumen dan lokasi-lokasi penting di dunia dipadamkan penerangannya