Kamis 17 Mar 2016 18:27 WIB

'Kami Sudah tak Tahan Pemadaman Listrik di Lampung'

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Teguh Firmansyah
Pemadaman listrik
Foto: Antara
Pemadaman listrik

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemadaman listrik tidak lagi secara bergilir terus terjadi di wilayah Lampung. Aktivitas warga selalu terganggu dengan mati lampu sehari bisa tiga kali. Mahasiswa di Lampung meminta Presiden Joko Widodo turun tangan mengatasi krisis daya listrik yang terjadi di Lampung hampir setahun terakhir.

“Kami minta Presiden Jokowi turun langsung mengatasi krisis daya listrik di Lampung. Kami sudah tidak tahan lagi dengan pemadaman listrik setiap hari terjadi, bahkan sehari bisa tiga kali,” kata Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Lampung saat berdemo di depan kantor PT PLN Distribusi Lampung, Kamis (17/3).

Ia mengatakan, pemadaman listrik setiap hari sudah terjadi selama sembilan bulan. Namun, PLN di Lampung tidak ada upaya untuk mengatasi defisit daya listrik di provinsi ini. Hal yang terjadi, ungkap dia, masyarakat di Lampung menjadi korban dengan ketidakbecusan PLN dalam mengurus kelistrikkan di Lampung.

Menurut dia, PLN telah ingkar janji. Sebelumnya, pada pertengahan tahun lalu, PLN menyatakan pemadaman listrik terjadi di Lampung karena musim kemarau, waduk banyak yang turun debit airnya. Namun, setelah wilayah Lampung memasuki musim hujan, justru pemadaman aliran listrik semakin gawat darurat bisa sampai sehari tiga kali.

IMM meminta presiden turun tangan mengatasi krisis daya listrik, dengan meminta Menteri BUMN mencopot general manajer PLN Distribusi Lampung. Ia berharap krisis daya listrik dapat segera teratasi sebelum pelaksanaan Ujian Nasional SMA pada 4-6 April mendatang.

“Persoalan pemadaman listrik ini harus segera diatasi, karena telah mengganggu aktivitas warga, pedagang, pegawai, termasuk anak sekolah yang ingin belajar menghadapi ujian nasional April mendatang,” katanya.

Baca juga,  PLN Pemadaman Bergilir di Lampung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement