REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Drs M Tito Karnavian telah menyiapkan konsep penanggulangan terorisme dalam beberapa waktu ke depan. Namun dari seluruh konsep yang disiapkan, fokus utamanya tetap yaitu program pencegahan atau kontraradikalisasi.
Fokus utama BNPT adalah program pencegahan atau yang disebut kontraradikalisasi. "Tentu saja itu harus melibatkan beberapa stakeholder baik pemerintah maupun non-pemerintah dalam rangka untuk membendung paham radikal di Indonesia,” ujar Tito dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (17/3).
Namun sebelum itu, ia akan lebih dulu mempelajari program yang telah disusun BNPT untuk satu tahun ini. Dari situ dia baru bisa mengetahui apakah program itu sudah memadahi atau belum sesuai dengan konsep yang akan diterapkan nanti.
Selain pencegahan, program kedua adalah rehabilitasi dan deradikalisasi. Menurut Tito, tugas ini akan menyasar para napi pelaku terorisme, baik yang di dalam Lembaga Pemasyarakat (Lapas) di luar Lapas. Menurutnya, perlu ada satuan tugas (Satgas) khusus untuk melaksanakan rehabilitasi dan deradikalisasi.