Kamis 17 Mar 2016 13:41 WIB

Ratusan Hektare Sawah Terdampak Banjir Kabupaten Bandung

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Angga Indrawan
SPBU terendam banjir luapan Citarum di Baleendah, Kabupaten Bandung, Rabu (16/3).
Foto: Republika/Edi Yusuf
SPBU terendam banjir luapan Citarum di Baleendah, Kabupaten Bandung, Rabu (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan hektare lahan pertanian terkena imbas bencana banjir yang telah melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung dalam beberapa hari terakhir. Pemerintah setempat memastikan lahan persawahan yang telah diasuransikan akan tertolong.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tisna Umaran menuturkan, seluas 562 hektare lahan sawah di 11 kecamatan mengalami kerusakan. "Jadi ada (rusak) ringan, sedang dan berat," ujar dia, Kamis (17/3).

Kata Tisna, sebelas kecamatan tersebut yakni di antaranya Dayeuhkolot, Cangkuang, Pameungpeuk, Bojongsoang, Rancaekek, Baleendah, Banjaran, Cicalengka, Paseh, dan Nagreg. Kecamatan yang paling luas terkena dampak banjir yaitu Baleendah, dengan total luas lahan pertanian 25 hektare. Tanaman yang paling banyak terimbas adalah padi. Kebanyakan padi yang terdampak ini berusia satu setengah bulan.

"Ada lima desa yang terdampak di Baleendah," tutur dia.

Untuk mengatasi itu, lahan yang telah diasuransikan akan memperoleh ganti rugi. Namun, ganti rugi ini diperoleh setelah ada peninjauan langsung ke lokasi lahan pertanian yang terdampak. "Kita akan monitoring dulu, karena kan ada program asuransi. Lahannya masuk ke asuransi enggak. Kalau masuk ya syukur," kata dia.

Sedangkan untuk lahan yang tidak diasuransikan, pihaknya akan berupaya untuk memberikan bantuan berupa benih. "Nanti juga akan kita upayakan untuk memberikan bantuan benih," ujar dia.

Dampak dari banjir di Kabupaten Bandung ini tak hanya terhadap pertanian, tapi juga pada pabrik. Di kawasan Baleendah, Bojongsoang, dan Dayeuhkolot, banyak pabrik yang tidak bisa beroperasi maksimal. "Pabrik memang masih bisa beroperasi, tapi tidak maksimal," tutur dia.

Asisten Daerah bidang perekonomian dan kesejahteraan rakyat Kabupaten Bandung, Marlan menuturkan, ketika banjir melanda tiga kecamatan tersebut selama tiga hari, dari Ahad (13/3) kemarin sampai Selasa (15/3), banyak para pekerja pabrik yang terpaksa libur karena tempat tinggalnya kebanjiran. 

Biasanya, para pekerja membuat surat keterangan di kantor kelurahan tentang tempat tinggalnya yang kebanjiran sehingga tidak bisa bekerja di pabrik. "Karena kan mereka enggak mau dipotong gajinya, makanya buat surat keterangan itu," ujar dia. 

Kebanyakan pekerja yang terpaksa libur ini tinggal di kos-kosan di daerah Balero, Andir, dan pasawahan. Total pekerja ini, menurut dia, mencapai ribuan orang. "Di atas seribuan kalau diakumulasi," ujar dia.

Terlebih, saat terjadi banjir, listrik dipadamkan PLN sehingga pabrik pun terpaksa menggunakan genset. Pengeluaran perusahaan pun lebih banyak karena harus membeli BBM sebagai bahan bakar genset.  

Kata Marlan, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bandung telah menyampaikan laporan soal situasi yang dialami mereka selama banjir terjadi. Total kerugian pabrik di kawasan Baleendah dan sekitarnya itu ditaksir mencapai lebih dari Rp 5 miliar selama tiga hari banjir, terhitung dari Ahad (13/3) lalu sampai Selasa (15/3).

(Baca juga: Kematian Siyono, Kapolri: Silakan Autopsi Ulang Saja)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement