Rabu 16 Mar 2016 15:50 WIB

'Pegiat Ekonomi Kreatif Terus Berkembang di Sukabumi'

Rep: Riga Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
batik sidat pakidulan di Ciletuh, Sukabumi
Foto: dok.Bio Farma
batik sidat pakidulan di Ciletuh, Sukabumi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Pemkot Sukabumi mendorong pengembangan ekonomi kreatif di daerah. Upaya ini dilakukan agar pelaku ekonomi kreatif bisa memanfaatkan peluang terkait semakin baiknya sarana infratruktur.

"Para pegiat ekonomi kreatif terus berkembang di Sukabumi,’’ ujar Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan di Gedung juang 45 Kota Sukabumi, Rabu (16/3).

Hal ini disampaikan selepas membuka acara festival ekonomi kreatif tingkat Kota Sukabumi. Ke depan terang Fahmi, pemkot akan terus mendorong kemajuan pelaku ekonomi kreatif. Mulai dari pembinaan hingga fasilitasi untuk pembuatan hak paten atau hak atas kekayaan intelektual (HAKI).

Selama ini pembuatan hak paten dilakukan secara mandiri oleh para pelaku ekonomi kreatif. Bantuan lainnya yakni berupa fasilitasi permodalan untuk pengembangan usaha. Meskipun bantuan yang disalurkan pemerintah cukup terbatas anggarannya.

Salah satu jenis ekonomi kreatif yang menjadi andalan Sukabumi ungkap Fahmi adalah batik khas Sukabumi. Saat ini ada sekitar sembilan pelaku ekonomi kreatif di bidang pembuatan batik misalnya batik Kenari, Lokatmala, dan Geulis.

"Batik Sukabumi ini tidak kalah kualitasnya dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia,’’ ujar Fahmi.

Di mana, motif yang dikembangkan cukup menarik dan menjadi ciri khas seperti kendi dan pisang kole.Selain batik lanjut Fahmi, jenis ekonomi kreatif lainnya yang menjadi unggulan adalah kuliner. Selama ini Sukabumi dikenal dengan kota mochi yang menjadi oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung.

Fahmi menuturkan, Sukabumi mendorong pengembangan ekonomi kreatif karena keterbatasan sumber daya alam (SDA) di wilayahnya. Targetnya, masyarakat bisa lebih kreatif dan inovatif dalam berusaha terutama dalam menyambut pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement