Senin 14 Mar 2016 00:20 WIB

BNPT: Densus tak Mungkin Tembak Teroris Jika tak Melawan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Achmad Syalaby
 Anggota tim Densus 88 melakukan penggerebekan dan penangkapan teroris di salah satu rumah kontrakan di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah, Kab. Bandung, Rabu (8/5).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Anggota tim Densus 88 melakukan penggerebekan dan penangkapan teroris di salah satu rumah kontrakan di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah, Kab. Bandung, Rabu (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus tembak mati terduga teroris oleh datasemen khusus (Densus) 88 Polri disebut tidak mungkin disengaja. Anggota ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Wawan Hadi Purwanto menjelaskan, densus hanya menembak terduga teroris jika yang bersangkutan mencoba melawan atau lari.

"Polisi tidak mungkin melakukan penembakan jika si terduga tidak melakukan perlawanan,"ujar Wawan saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (13/3) malam.

Dia menjelaskan, terbunuhnya para terduga teroris memang akan menimbulkan dendam. Hanya, hal tersebut bersifat kasuistis. Dia menjelaskan, dari semua kasus terorisme yang terjadi, hanya sebanyak 5 persen narapidana terorisme yang hendak membalaskan dendamnya kepada polisi. Sisanya sadar dan kembali kepada masyarakat.

Menurut dia, jika dilihat dari sejarah, kasus terorisme memang bermula dari dendam. Contohnya saja, ujar Wawan, di Poso, Sulawesi Tengah. Dia menjelaskan, banyak teroris yang masih beraktivitas karena memang ada dendam antar agama. "Ada yang mati lalu balas dendam. Makanya kenapa waktuitu ada UU Terorisme,"kata dia.

Wawan pun menegaskan, kepolisian dan BNPT mesti mewaspadai 5 persen dari napi terorisme yang hendak balas dendam tersebut. Kata dia, mereka yang sudah keluar dari penjara membentuk kelompok baru untuk balas dendam.

Wawan menjelaskan, upaya deradikalisasi memang tidak mudah. Menurut dia, sangat sulit bagi BNPT dan kepolisian untuk merubah narapidana terorisme karena menyangkut soal ideologi. "Tapi bukan berarti ini tidak berjalan. Karena 95% diantaranya berhasil untuk kembali ke jalan yang benar."

Kasus tembak mati terduga teroris sebelumnya kembali terjadi di Klaten, Jawa Tengah. Seorang terduga teroris yang dibawa Densus 88, Siyono, tewas ditembak. Polri mengungkapkan, Siyono tewas karena kelelahan berkelahi dengan Densus 88. (Baca: Kasus Siyono Jadi Momentum Audit Densus 88).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement