Sabtu 12 Mar 2016 20:45 WIB

Volume Ekspor Batu Bara Kalsel Merosot

Red: Nur Aini
Tambang Batu Bara (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Tambang Batu Bara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANJARMASIN -- Volume ekspor batu bara Kalimantan Selatan kembali merosot menjadi 126,8 ribu ton pada Januari-Desember 2015 dari periode sama tahun sebelumnya sebanyak 140,5 ribu ton atau turun sekitar 9,80 persen.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Kalsel, Gusti Yasni Iqbal mengatakan, pada 2016, ekspor batu bara diperkirakan juga masih lesu. "Kemungkinan pada 2016, ekspor batu bara masih akan melemah, bila melihat kondisi perekonomian dunia saat ini," katanya, Sabtu (12/3).

Turunnya volume ekspor, membuat nilai ekspor dari emas hitam tersebut juga turun dari sebelumnya, pada periode Januari - Desember 2014 sebesar 6,9 miliar dolar AS, pada 2015 menjadi 4,9 miliar dolar AS lebih, atau turun sekitar 28,70 persen. Menurut Iqbal, turunnya ekspor sektor tambang batu bara tersebut, membuat pencapaian ekspor secara keseluruhan juga turun. Valume ekspor selama 2014 secara keseluruhan sebesar 145,3 ribu ton dan 2015 menjadi hanya 131, 8 ribu ton, sedangkan nilai ekspornya dengan periode sama sebesar 8,7 miliar dolar AS turun menjadi 6,5 miliar dolar AS, atau turun sekitar 25 persen.

"Memang untuk beberapa produksi nontambang, cenderung mengalami kenaikan, namun karena nilainya sangat sedikit, kendati terjadi kenaikan hingga seribu persen pun, belum mampu menutupi nilai ekspor tambang batu bara," katanya.

Saat ini, kata dia, pihaknya terus berupaya mencari terobosan pasar baru, untuk meningkatkan volume ekspor nontambang, ke berbagai negara. Selain itu, kata dia, diharapkan beberapa industri, seperti industri smelter tambang, juga akan segera beroperasi untuk mengimbangi merosotnya, ekspor tambang batu bara.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan Harymurthy Gunawan mengatakan, perekonomian dunia, berpotensi tumbuh meningkat pada 2016 dan 2017. Demikian juga negara-negara mitra tujuan ekspor Kalsel, termasuk India, umumnya tumbuh meningkat. Namun demikian, Cina, yang merupakan tujuan ekspor Kalsel terbesar, diprediksmi masih mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Dari sisi perkembangan komoditas, kata Hary, harga komoditas utama Kalsel berpeluang sedikit naik pada 2017, seperti harga CPO dan kayu lapis yang relatif stabil pada 2016, dan diprediksi beranjak naik pada 2017.

Namun, kata dia, harga batu bara dan karet, masih berisiko turun pada 2016 dan diprediksi naik pada 2017.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement