Jumat 11 Mar 2016 19:33 WIB

Nasdem Bantah Soal Mahar untuk Ahok

Rep: c18/ Red: Angga Indrawan
Warga memberikan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan mengisi formulir dan memberikan fotokopi KTP di salah satu posko Teman Ahok di salah satu mall di Jakarta, Jumat (11/3/).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga memberikan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan mengisi formulir dan memberikan fotokopi KTP di salah satu posko Teman Ahok di salah satu mall di Jakarta, Jumat (11/3/).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris DPW Nasdem DKI Jakarta Wibi Andriano tidak membantah adanya mahar kepada sejumlah partai dari calon gubernur (cagub) yang menginginkan  dukungan parpol. Dia membenarkan adanya partai politik yang meminta sejumlah mahar untuk memberikan bantuan dukungan.

"Ini yang sebenarnya orang tau tapi pura-pura nggak tau," kata Wibi Andriano di Jakarta, Jumat (11/3).

Namun, Wibi membantah adanya mahar senilai Rp 100 miliar bagi calon gubernur (cagub) yang menginginkan dukungan parpol khususnya Nasdem. Wibi mengatakan Nasdem siap mendukung cagub tanpa mahar dan tanpa sarat tertentu.

"Itu tidak benar. Prinsipnya kita menyebarkan persaudaraan dan persahabatan antarpartai serta komunikasi politik yang cair," kata Wibi Andriano.

Wibi mengatakan, seharusnya setiap partai menghindari saling menyudutkan antarpartai. Parpol, dia mengatakan, harus bersaing dalam harmoni dan memusuhi deparpolisasi.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tidak memiliki cukup uang untuk mengikuti Pilkada DKI 2017 melalui jalur partai politik. Menurut dia, pilkada melalui jalur parpol membutuhkan banyak uang untuk menggerakkan mesin partai.  

Berdasarkan hitung-hitungannya, setiap pengurus partai tingkat anak ranting di kelurahan membutuhkan dana operasional minimal Rp 10 juta per bulan. Itu belum termasuk biaya kebutuhan dana untuk pengurus partai ranting di kecamatan.

Wibi mengatakan, nantinya masyarakat yang akan menilai ucapan Ahok tersebut. Sebab, katanya, ucapan semacam itu dapat membebani Ahok ke dalam suatu ha yang berbau transaksional.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement