REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Provinsi Bali melalui Kepala Biro Humas Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra melaporkan akun Facebook yang mengatasnamakan orang nomor satu di Pulau Dewata tersebut. Di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Bali, Mahendra Putra memaparkan akun tersebut mengunggah postingan provokatif terkait Nyepi dan Reklamasi Teluk Benoa.
"Kami mendapat perintah langsung dari Bapak Gubernur. Jika tidak dilaporkan, warga Bali bisa mengira itu benar-benar ditulis Gubernur Bali," kata Mahendra Putra di Denpasar, Jumat (11/3).
Postingan pertama akun palsu tersebut pada Kamis (10/3). Si pemilik akun palsu menuliskan reklamasi akan tetap berjalan karena Sang Gubernur telah menerima uang gratifikasi sebesar Rp 500 miliar. Uang tersebut cukup besar untuk digunakan masa pensiunnya.
Postingan kedua diunggah pada hari sama. Isinya bahkan menghina Hari Raya Nyepi masyarakat Hindu Bali. Si pemilik akun menyebut Nyepi hanya membuang waktu saja, membuat orang-orang tak bisa pergi kemana-mana. Mahendra Putra menilai kata-kata tersebut membuat pembaca, khususnya warga Bali menjadi salah tafsir. Ia berharap si pelaku tertangkap segera.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hery Wiyanto berjanji akan mengusut kasus ini dan menemukan pelaku pemalsu akun tersebut. Polda Bali akan bekerja sama dengan Facebook, ahli teknologi, dan Bareskrim Mabes Polri.
"Kami akan menelusuri pelakunya setelah melakukan pemeriksaan beberapa saksi. Seluruh laporan sudah kami terima," kata Hery.
Selain Kepala Biro Humas Provinsi Bali, anak ketiga Pastika, I Nyoman Wicaksana Wirajati juga turut serta hadir sebagai saksi. Pastika sendiri saat ini sedang berada di Jakarta.