REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Global Atmospheric Watch (GAW) Kototabang melalui satelit NOAA-18 mencatat, terdapat dua titik panas yang terpantau di Sumatra Barat (Sumbar) pada Kamis (10/3).
Berdasarkan data BMKG GAW Kototabang, dua titik panas yang terdeteksi masing-masing berada di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Limapuluh Kota. Pantauan satelit NOAA-18 menunjukkan, terdapat tujuh titik panas di Sumatra. Masing-masing, lima titik di Aceh, dua titik di Sumatra Utara (Sumut), dua titik di Sumbar, dan tiga titik di Riau.
Sementara itu, berdasarkan pantauan satelit Terra and Aqua (MODIS), terdeteksi satu titik panas di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar. Terdapat 10 titik panas di Sumatra yang terdeteksi berdasarkan pantauan satelit Terra and Aqua (MODIS). Masing-masing, tiga titik di Sumut, satu titik di Sumbar, satu titik di Riau, dua titik di Kepulauan Riau dan tiga titik di Kepulauan Bangka-Belitung.
BMKG GAW Kototabang memperkirakan, potensi kemudahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ditinjau dari analisa parameter cuaca, sangat mudah terjadi pada Kamis. Namun di Sumbar nilih potensi tersebut. Sementara di Provinsi Riau, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Pelalawan, dan Indragiri Hilir.
Pada Jumat (11/3), potensi karhutla juga mengancam sejumlah daerah di Riau, seperti Bengkalis, Pelalawan, Kepulauan Meranti, dan Indragiri Hilir. Potensi karhutla dapat terjadi karena sejumlah faktor, misalnya udara yang kering atau curah hujan yang sedikit.
BMKG GAW Kototabang memastikan, jika memang terjadi karhutla pada Kamis, tim pemadam tidak akan kesulitan mengendaliannya. Sementara itu, berdasarkan pantauan di Bukit Kototabang, arah sebaran sumber polutan udara yakni dari Timur sampai dengan Timur Laut. Sementara prospek kualitas udara pada Kamis dan Jumat, baik.