REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kementerian Perindustrian memilih Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai tuan rumah kegiatan nasional "Swarna Fest 2016" yang mengangkat semangat penggunaan pewarna pakaian dari bahan alami.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah di Banyuwangi, Kamis (10/3), menjelaskan ajang yang mengedepankan penggunaan bahan baku pakaian ramah lingkungan itu bakal digelar pada 8 hingga 9 Oktober mendatang.
"Swarna Fest digelar untuk melestarikan kekayaan adat dan kearifan lokal untuk menggunakan serat dan warna alam dari potensi yang ada di sekeliling kita. Kami ingin beritahukan ke dunia bahwa industri kreatif Indonesia masih banyak yang menggunakan pewarna alam," ujarnya ketika bertemu dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Menurut dia, Swarna Fest dilaksanakan dengan memadukan antara workshop peningkatan kualitas industri tekstil dan kerajinan, pameran, serta peragaan busana.
Tema besar yang akan diusung adalah busana etnik, sebuah peragaan busana yang beretika pada alam, budaya, dan perajinnya. "Etika pada alam karena kita memanfaatkan potensi alam di sekeliling yang ramah lingkungan, bukan pewarna buatan. Etika pada budaya karena kita menghormati kearifan lokal," ujar Saedah.
Dalam Swarna Fest, perajinnya pun turut diperkenalkan. Mereka bukan lagi orang yang sekadar di balik layar, tapi diperkenalkan langsung ke pembeli. "Sehingga, mereka bisa tahu dan paham bagaimana karyanya dihargai oleh konsumen," katanya.
Banyuwangi dipilih oleh Kemenperin karena memiliki potensi cukup besar, mulai dari potensi bahan alamnya hingga para perajinnya. Komitmen pemerintah daerah dalam mempromosikan batik lokal juga menjadi pertimbangan.
"UMKM-UMKM batik Banyuwangi mulai muncul karena ada Banyuwangi Batik Festival. Meski belum ideal, kami sangat mengapresiasi gairah yang ada, sehingga Swarna Fest sengaja kami gelar di Banyuwangi," ujar dia.