Kamis 10 Mar 2016 15:30 WIB

Kongres Bahasa Jawa 'Inyong' akan Digelar

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Teguh Firmansyah
Pemkab Banyumas.
Pemkab Banyumas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kabupaten Banyumas akan menjadi tuan rumah kongres pertama bahasa penginyongan, pada tanggal 2-4 Juni 2016 mendatang. Hal ini dipastikan setelah para pemrakarsa melakukan audiensi dengan Bupati Banyumas Achmad Husein, di setda Pemkab Banyumas.

Pemrakarsa yang hadir, antara lain terdiri dari Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Budayawan Banyumas Achmad Tohari,  Pengusaha Percetakan Kebumen Lim Kuswintoro, serta kalangan akademisi antara lain dari Universitas Negeri Semarang Prof Teguh Suprianto, Dr Hadi Sucipto serta sejumlah budayawan lokal.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Rustin Herwanti, dalam audiensi tersebut Bupati Achmad Husein sepakat Kongres Pertama Basa Penginyongan akan dilaksanakan di wilayah Kabupaten Banyumas. ''Sebagai pusat kebudayaan Banyumasan, sudah sewajarnya kongres bahasa penginyongan dilaksanakan di Kabupaten Banyumas,'' jelasnya, Kamis (10/3).

Bupati Banyumas, dalam pertemuan itu juga meminta agar kegiatan kongres tidak hanya diisi dengan kegiatan diskusi. Namun juga diselingi dengan kegiatan kesenian dan kebudayaan Banyumasan. ''Termasuk juga produk-produk budaya Banyumasan, agar bisa dipamerkan,'' katanya.

Rustin menambahkan keputusan diselenggarakannya Kongres I Bahasa Pengiyongan di Banyumas, menurut para pemrakarsa, karena marwah bahasa panginyongan berpusat di Kabupaten Banyumas.

Wakil Bupati Banjarnegara Hadisupeno menyebutkan, kongres akan dihadiri budayawan dari berbagai kabupaten yang memiliki akar budaya Banyumasan. Wilayah kabupaten ini tidak hanya melingkpi kabupaten yang masuk bekas wilayah Karesidenan Banyumas, namun juga sebagian Kedu.

''Bahasa Banyumasan, tidak hanya digunakan di empat kabupaten wilayah eks Karesidenan Banyumas seperti Banyumas, Banjarnegara, Cilacap dan Purbalingga saja. Namun juga digunakan oleh masyarakat Kebumen, sebagian Brebes dan sebagian Wonosobo. Hanya pengaruh bahasa Jawa wetanan sudah lebih banyak,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement