REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Usai menjadi khatib dan imam shalat sunat gerhana di Masjid Al-Muttaqin, Gedung Sate Kota Bandung, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan didampingi Wakil Gubernur Deddy Mizwar, jajaran pejabat Pemprov Jabar dan masyarakat, menyaksikan langsung fenomena alam gerhana matahari yang melintasi Kota Bandung sekitar pukul 07.15 WIB.
Walaupun di beberapa daerah di pulau Jawa hanya dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian, sekitar 88 persen, namun Heryawan yang akrab disapa Aher sangat antusias menyaksikan fenomena alam yang terakhir terjadi pada tahun 1983 ini dengan menggunakan kacamata khusus.
Aher mengimbau kepada masyarakat untuk mensyukuri adanya fenomena ini dengan tidak mengkait-kaitkan dengan mitos-mitos maupun anggapan yang tidak benar. “Dua tanda kebesaran Allah adalah bulan dan matahari, semua kejadian alam adalah kehendak-Nya dan jangan mengakit-kaitkan dengan kehidupan manusia,” kata Aher.
Menurut Aher, semua harus bersyukur dengan cara melipat gandakan ikhtiar untuk mengelola alam semesta, mengelola bumi Jawa Barat dengan pengelolaan yang berkesinambungan untuk masa depan Jawa Barat yang lebih sejahtera. "Itu dampaknya,” kata Aher.
Aher mengatakan, gerhana matahari ini merupakan fenomena alam yang menggambarkan betapa teraturnya alam semesta yang dirancang oleh Allah SWT. “Kita berdecak kagum atas keteraturan ini,” kata Aher sambil melihat gerhana.
Aher pun menjelaskan, dalam agama saat terjadi gerhana diperintahkan untuk mengucap takbir, berdoa, melaksanakan shalat dan melihat langsung dengan kasat mata maupun alat bantu. “Alhamdulillah kita semuanya di Jawa Barat, di halaman Gedung Sate sudah melihat kemudian kita sebelumnya melaksanakan shalat di masjid Al-Muttaqin, kita bisa melihat kasat mata dan pakai alat," kata Aher seraya mengatakan, gerhana tersebut terlihat sangat indah, sangat unik, dan menakjubkan.