REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) menyiapkan delapan layar untuk Nobar (Nonton Bareng) dan Shalat Gerhana Matahari di masjid setempat, Rabu 9 Maret pukul 06.00-08.00 WIB.
"Untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat dan bisa detail menyaksikan pergerakan matahari, maka kami menyiapkan empat layar lebar dan empat LED 54 inchi," kata Humas MAS Helmy M Noor di Surabaya, Senin.
Dalam kegiatan yang bekerja sama dengan PWNU Jatim itu, katanya, Lembaga Falaqiyah PWNU Jatim menyiapkan Teleskop Explore Scientific ED 80 mm untuk memantau pergerakan matahari.
"Teleskop itu biasanya digunakan astrofotografi dan melakukan rukyatul hilal setiap awal bulan Hijriah, terutama menentukan awal Ramadhan, awal Syawal (Idul Fitri) dan awal Zulhijjah (Idul Adha)," katanya.
Untuk Shalat Gerhana Matahari, ia mengatakan kegiatannya dipimpin KH Abdusshomad Buchori yang merupakan Imam Besar Masjid Al Akbar dan Ketua MUI Jawa Timur sebagai Khotib dan Imam Shalat Gerhana itu.
Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur Jawa Timur H Saifulah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul juga akan memberikan 1.000 kacamata gratis untuk menyaksikan Gerhana Matahari.
"Kacamata khusus ini diproduksi menggunakan filter khusus yang dapat meredam intensitas cahaya matahari hingga 100.000 kali, namun pemakaian tidak boleh terus menerus melebihi 2 menit. Saat melihat matahari, kacamata ini tidak boleh dilepas," katanya.
Untuk menyiapkan "nobar" secara maksimal, panitia telah melaksanakan gladi resik dengan membawa semua alat yang akan digunakan pada saat gerhana 9 Maret untuk uji coba.
"Alhamdulillah uji coba berhasil dan kita bisa melihat secara detail pergerakan matahari selama 3 menit. Setelah itu tertutup awan," katanya.
Karena gerhana matahari adalah fenomena sangat langka, ia berharap semua masyarakat bisa ikut hadir menyaksikan sekaligus Shalat Gerhana.
"Bagi non-Muslim juga dipersilakan hadir menyaksikan melalui TV LED 54 inchi di area luar shalat/halaman masjid," kata alumni Pesantren Tambakberas Jombang itu.