Senin 07 Mar 2016 12:44 WIB

Produktivitas Padi di Tasikmalaya Berpotensi Turun

Rep: Fuji E Permana/ Red: Winda Destiana Putri
Padi
Padi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Musim hujan masih belum berakhir. Di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya kerap terjadi hujan besar yang disertai angin kencang.

Hal tersebut membuat sejumlah lahan pesawahan digenangi lebih banyak air dan banyak pohon padi yang tumbang diterpa angin kencang.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kota Tasikmalaya, Uyun mengatakan, saat ini hujan kerap disertai angin kencang.

Angin kencang tersebut membuat tanaman padi roboh. Sebagai contohnya di wilayah Cilamajang, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya banyak tanaman padi roboh karena diterpa angin kencang.

"Banyaknya tanaman padi yang roboh akan berpengaruh pada produktivitas minimal 30 persen produkstivitasnya berkurang," kata Uyun kepada Republika, Senin (7/3).

Tanaman padi yang roboh masih bisa dipanen. Tapi, dikatakan Uyun, tanaman padi yang roboh akan banyak yang busuk. Sehingga akan terjadi penurunan produkivitas saat dipanen. Menurut Uyun, lahan pesawahan di daerah lain juga saat ini berpotensi mengalami hal serupa.

Penasehat Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Garut, Endang Solihin menjelaskan, pihaknya baru mendapat laporan, ada tanaman padi di daerah Copong Kabupaten Garut yang terkena dampak angin kencang. Di sana tanaman padinya subur dan terlalu gemuk.

"Jadi ketika bulir padi mulai muncul, timbul lah berat ketika ada angin kencang dan hujan karena bulir padinya berat tanamannya roboh," kata Endang.

Kemudian, tanaman padi yang telah roboh bulir padinya akan terendam air. Menurut Endang, kalau bulir padinya terendam air tidak bisa dipanen. Tapi kalau roboh dan bulir padinya tidak terenadm air masih bisa dipanen.

Di saat musim hujan disertai angin kencang, menurut Endang, tidak semua tanaman padi di wilayah Garut terkena dampaknya.

Kontur tanah di wilayah Garut banyak perbukitan dan pegunungan, jadi hanya di wilayah-wilayah tertentu saja yang kerap terjadi angin kencang. Biasanya tidak hanya tanaman padi yang terkena dampaknya, tanaman kentang dan tomat pun roboh diterpa angin kencang.

"Kalau sekarang anginnya tidak terlalu kencang, tidak ada dampak ke sayur tapi ada dampak sedikit ke tanaman padi," jelas Endang.

Ketua Kelompok Tani Tibelat di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Endi Riswandi menambahkan, diperkirakan di wilayahnya ada beberapa hektare sawah yang tanaman padinya roboh. Menurutnya, ketika tanaman padi roboh, dipastikan akan terjadi penurunan produksi pada saat panen nanti.

Penurunan hasil panen terjadi lantaran banyaknya bulir padi yang saling menempel satu sama lain. Ketika tanaman padi roboh, bulir padi pun banyak yang terbenam ke tanah yang basah.

"Kalau sudah begitu, banyak bulir padi yang basah dan lama kelamaan busuk," ujar Endi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement