REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Poster menggambarkan pasangan gay yang terpampang di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) menjadi sorotan beberapa pihak setelah ramainya isu Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di masyarakat. Poster yang menggambarkan pasangan gay dan pria bertelanjang dada dengan background pelangi tersebut, sebenarnya telah beredar lama di dunia maya dan di beberapa puskesmas di Ibukota.
Namun poster itu menjadi polemik setelah isu LGBT ramai menjadi perbincangan di publik saat ini. Republika.co.id kemudian mengecek ke salah satu puskesmas, yang berada di Kecamatan Senen. Poster tersebut terpampang di salah satu ruangan Poli Voluntary Counseling Test (VCT) yang memberikan konseling, pra testing HIV.
Kader Muda Kesehatan Puskesmas Senen, Agustian mengakui bahwa poster yang menggambarkan pasangan gay di salah satu ruangan Poli VCT itu memang ada. Poster tersebut dikhususkan untuk mereka yang mengidap HIV khususnya bagi pelaku seksual menyimpang, Laki Suka Laki (LSL) atau gay.
"Poster itu ditujukan bagi pelaku homoseksual, terutama gay yang lebih rentan tertular HIV ketika melakukan hubungan seksual," kata dia ketika ditemui di Puskesmas Kecamatan Senen, Ahad (6/3).
Menurut dia poster itu telah lama dipasang di Poli VCT. Namun karena saat ini sedang ramai isu LGBT tentu saja poster tersebut menjadi pembicaraan publik.
Salah satu pihak yang mempermasalahkan poster tersebut adalah Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh. Menurut dia, poster itu telah lama dipermasalahkan. Namun yang mengejutkan dia, poster tersebut hingga saat ini masih dipertahankan dan terpampang di puskesmas seperti di Puskemas Senen.
Salah satu yang menjadi perhatiannya dari poster tersebut adalah terdapatnya logo NU di bagian bawah poster. Padahal Asrorun menegaskan, NU menolak kampanye tersebut dan tidak pernah sama sekali mendukung dana asing masuk untuk program legalisasi LGBT di Indonesia. "Terkait logo NU di poster tersebut, bisa jadi itu dimunculkan orang atau kelompok yang ingin berlindung dibalik nama besar NU," kata mantan ketua PP Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ini.
Hal senada disampaikan mantan sekretaris Pengurus Pusat Lembaga Kesehatan NU (PP LKNU), Anggia Ermarini. Dia menegaskan LKNU tidak pernah mendukung atau mempromosikan kaum LGBT. Terkait beredarnya poster gay di puskesmas yang mencantumkan logo NU, menurut dia poster yang telah beredar sejak 2013 itu, telah diprotes LKNU ke Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).
"Karena mencantumkan logo NU, saat itu kami protes. Saya juga ingin menjelaskan poster itu hanya untuk kalangan tertentu. Jadi kalau selama ini beredar, itu sangat melanggar aturan," kata Ketua PP Fatayat NU ini dilansir dari NU online, Jumat (4/3).
Sedangkan Ketua PP LKNU saat ini, Hisyam Said Budairy menegaskan permasalahan yang terjadi hanyalah perbedaan sudut pandang. LKNU hanya menjalankan program penanggulangan HIV/AIS dengan melibatkan pihak-pihak rentan dan berisiko tinggi. Dari sinilah mungkin mereka menganggap bahwa NU mendukung keberadaan kaum LGBT. "Padahal tidak sama sekali," ujar Hisyam.