Kamis 03 Mar 2016 17:24 WIB

BNPB: Sebagian Besar Buoy Tsunami di Indonesia Rusak

Kepala Pusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Foto: ROL/Afif Rahman Kurnia
Kepala Pusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sebagian besar alat sensor gelombang tsunami atau buoy tsunami di Indonesia mengalami kerusakan. "Sebagian besar kerusakan buoy tsunami disebabkan vandalisme dan tidak adanya biaya operasi serta pemeliharaan di BPPT," kata Sutopo di Jakarta, Kamis (3/3).

Menurut dia, buoy di lautan banyak dirusak oleh oknum-oknum. Misalnya buoy yang dipasang di Laut Banda pada April 2009, namun pada September 2009 rusak dan hanyut ke utara Sulawesi. "Untuk diketahui, harga satu unit buoy buatan Amerika Serikat Rp 7 miliar sampai Rp 8 miliar. Sedangkan buatan Indonesia Rp 4 miliar," katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan dari 21 buoy tsunami yang dibangun di Indonesia terdiri dari delapan unit dari Indonesia, Jerman 10 unit, Malaysia satu unit, dan Amerika Serikat dua unit sudah tidak ada yang beroperasi.

"Tidak adanya biaya pemeliharaan dan operasi menyebabkan buoy tidak berfungsi. Kondisi ini menyulitkan untuk memastikan apakah tsunami benar terjadi di lautan atau tidak," tuturnya.

Saat ini, Sutopo mengatakan di Indonesia hanya mengandalkan lima buoy tsunami milik internasional di sekitar wilayah Indonesia. Yaitu satu unit di barat Aceh milik India, satu unit di Laut Andaman milik Thailand, dua unit di selatan Sumba dekat Australia milik Australia, dan satu unit di utara Papua milik Amerika Serikat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement