Rabu 02 Mar 2016 22:40 WIB

Sampah Plastik di Perairan Cilacap Mengkhawatirkan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Agung Sasongko
  Petugas kebersihan memungut sampah plastik
Petugas kebersihan memungut sampah plastik

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -– Perairan laut selatan di wilayah pantai Kabupaten Cilacap, sudah semakin tercemar. Ketua Pusat Kajian Bioscience Maritim, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Agung Dhamar Syakti PhD, menyebutkan faktor pencemar yang kini banyak ditemukan di perairan pantai Cilacap adalah berupa sampah plastik  mikro.

''Dari penelitian yang saya lakukan beberapa waktu lalu, sampah plastik di perairan Cilacap sudah mulai mengkhawatirkan,'' katanya, Rabu (2/3).

 

Ia mengatakan, dengan ukuran wilayah laut seluas 20 kilometer x 4 kilometer, ditemukan sampah plastik yang sudah terurai seberat 15 kilogram. Belum lagi sampah plastik lain yang masih belum terurai.

 

Dia menyebutkan, banyaknya sampah plastik ini tak lepas dari perilaku masyarakatnya. Karena itu dia menyebutkan, Indonesia saat ini merupakan negara terbesar kedua setelah Cina yang menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia. 

''Dari 5,4 juta ton sampah plastik yang dihasilkan dunia per tahun, ada 1,5 juta metrik ton sampah plastik yang mencemari perairan nusantara,'' jelasnya.

Sumbangan terbesar sampah plastik di Indonesia, terbesar berasal dari kota-kota besar. Seperti di Teluk Jakarta, kadar oksigen terlarut di perairannya sudah mencapai nol persen karena tertutup sampah plastik.

 

Untuk mengatasi persoalan itu, dia berharap pemerintah mulai mensosialisasikan pemahaman mengenai bahaya sampah plastik. Antara lain, dengan meminta kalangan industri untuk mengurangi penggunaan plastik sebagai bahan kemasan.

''Indonesia sudah harus menerapkan air minum yang bisa diminum langsung dari kran. Seperti di Perancis yang negara asal produsen air mineral terbesar di Indonesia, saat ini justru sudah jarang produk air dalam kemasan plastik. ''Semua sudah menggunakan air minum yang langsung minum dari kran,'' katanya.

 

Kabupaten Banyumas, menurutnya, bisa menjadi daerah percontohan penggunaan air minum langsung dari kran. Di daerah Baturraden, air bisa dikumpulkan dan langsung disalurkan ke rumah-rumah penduduk. ''Penggunaan air kran untuk minum ini, akan mengurangi penggunaan plastik secara signifikan,'' katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement