REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Detasemen Khusus 88 berhasil menangkap dua terduga teroris di Malang, Jawa Timur Selasa (1/3). Mereka diduga sempat mengadakan pertemuan di Batu, Malang, Jatim dengan salah satu pelaku peristiwa bom Thamrin.
"Mereka kumpul-kumpul di Batu, Malang. Mereka sudah tahu (rencana aksi bom Thamrin) sekitar sebulan sebelum kejadian bom Thamrin," kata Kadivhumas Polri Irjen Anton Charliyan, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (2/3).
Dalam pertemuan tersebut, juga hadir beberapa orang dari lima terduga teroris yang dibekuk di Malang pada Februari 2016. Kendati demikian, Anton enggan menyebut nama dari terduga teroris tersebut.
"(Dalam pertemuan di Batu), dibahas rencana mereka akan melakukan penyerangan terhadap supermarket, WNA dan menargetkan serangan ke polisi," katanya.
Pada Selasa (1/3), dua terduga teroris ditangkap di Malang, Jatim oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Kedua terduga teroris itu adalah S (25) alias DA, warga Batua Raya LR Mekanis, Kelurahan Palopo, Makassar dan KW (43), warga Kelurahan Manisrejo, Kecamatan Taman, Kabupaten Madiun. Mereka ditangkap di area makam Eyang Setuhu di Dusun Keramat, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
Sementara pada Sabtu (20/2) ditangkap lima orang terduga teroris di Malang. Mereka adalah Achmad Ridho Wijaya, Rudi Hadianto, Badrodin, Romli dan Handoko. Ketujuh orang tersebut diduga terkait langsung dengan kasus bom di Jalan MH Thamrin.