REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan lokalisasi pelacuran Kalijodo yang sudah berdiri puluhan tahun, tidak hanya menyisakan cerita kelam saja. Segelintir warga yang tinggal di Kalijodo memiliki segenggam harapan agar anak keturunannya tidak terpengaruh buruknya lingkungan prostitusi.
Satu di antaranya Nani (32 tahun). Ia mengatakan jika anaknya Nur Aprian (11) mengaku ingin masuk pesantren. Tujuan anaknya mulia, ingin menjadi penghafal Alquran.
Nani mengaku sangat gembira dengan kemauan anaknya yang saat ini duduk di kelas enam Madrasah Ibtidaiyah, Jalan Muara Angke, Jakarta Utara. "Dari kelas dua SD, dia ingin pesantren karena ingin hafal Alquran," kata Nani saat berbincang dengan Republika.co.id, Kamis (25/2).
Ia mengaku bangga dengan anaknya. Sebab, jika Nur masuk pesantren, Nani tidak perlu lagi khawatir anaknya terpapar buruknya lingkungan prostitusi.
"Kalau pergaulan (buruk) bukan hanya daerah Kalijodo. Di pesantren dia dapat pondasi agama," katanya menegaskan.
Nani merawikan, cita-cita anaknya masuk pesantren tidak terlepas dari seringnya Nur mengikuti kegiatan di Masjid Al-Mubaarokah, yang letaknya tidak jauh dari wilayah prostitusi Kalijodo. Di masjid itu, kata Nani, sering kedatangan ulama untuk berceramah. Karena itu, ia berharap masjid tersebut tidak ikut diratakan.
Meskipun jauh dengan Nur Aprian nanti, namun dirinya tak khawatir lagi tentang pergaulan di lingkungan buruk. Dia sangat senang dengan keinginan sang anak.
Harapan serupa disampaikan warga lainnya, Junaidi (38). Ia berharap Masjid Al-Mubaarokah tidak ikut digusur. "Siapa tahu nantinya bisa buat reunian warga," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
