REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Marwan Jafar meluncurkan buku 'Kebangkitan Desa' sebagai sebuah monumen untuk mencatat kebangkitan desa mengubah stereotip yang selama puluhan tahun melekat pada kata desa.
Selama ini desa selalu diasosiasikan dengan wilayah miskin, terbelakang, dan sejenisnya. Sementara kota, ujar dia, selalu identik dengan segala kemajuan dan kemakmuran.
"Stereotip demikian tertancap kuat di benak sehingga seakan-akan memang demikianlah keadaan sesungguhnya," ujarnya, Kamis, (25/2).
Buku 'Kebangkitan Desa' berisi upaya untuk mengubah stereotip desa yang tak maju. Kini potret desa telah berubah.
"Desa menjadi lakon utama pembangunan dan stimulan pertumbuhan ekonomi nasional. Bersama membangun kawasan pedesaan, bergerak, serentak."
Sementara daerah perbatasan kini menjadi serambi depan bukan wilayah belakang. Melalui Keputusan Presiden Nomor 12/ 2015, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mendapat amanah mewujudkan visi Nawa Cita poin ke-3.
"Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Buku 'Kebangkitan Desa' mengelaborasikan paradigma baru pembangunan desa dengan prinsip government, movement, and culture," kata Marwan.