REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Seratusan pelajar dan guru dari SMKN 1 Cikalongkulon, Cianjur, Jawa Barat, mendatangi Kantor DPRD Cianjur, guna mengadukan nasib mereka yang merasa ditindas kepala sekolah AW yang sudah menjabat selama empat tahun.
"Selama ini tidak hanya siswa dan guru yang merasakan ketidak nyamanan dari sikap kepala sekolah tersebut. Bahkan orang tua siswa banyak dipungut dana liar dengan berbagai dalih," kata Muhamad Ali, anggota Dewan Pendidikan SMKN 1 Cikalongkulon, Selasa (23/2).
Selama ini, kata dia, guru-guru menilai persoalan sekolah telah selesai dengan menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan dana peran serta masyarakat (PSM). "Bahkan siswa ikut uji kompetensi yang seharusnya gratis dipunggut biaya Rp 50 ribu oleh kepala sekolah, sehingga diprotes orang tua siswa," katanya.
Sedangkan puncak dari kemarahan guru-guru, kata dia, AW dengan berani memalsukan tanda tangan mereka yang awalnya untuk pencairan dana BOS, namun digunakan untuk memuluskan Surat Keputusa (SK) perpanjangan statusnya sebagai Kepala Sekolah.
"Sikap sewenang-weang Aw yang sangat saya rasakan dan merugikan saya, ketika saya mendapat surat keputusan mutasi tanpa melakukan kesalahan. Tapi selang satu bulan saya dimutasi, saya dikembalikan ke sekolah ini," katanya.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD Cianjur, Sapturo, usai menerima ratusan siswa dan guru itu, mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan terkait kepala sekolah yang disebut-sebut bermasalah itu. "Saya pribadi akan memimpin unjuk rasa, kalau keluhan siswa dan guru-guru tidak diterima dinas terkait. Namun kami akan segera mengkordinasikan hal tersebut dengan Dinas Pendidikan," katanya.