REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mengalami kesulitan mencari tempat tinggal setelah mereka pulang dari Kalimantan menuju kampung halamannya.
"Sebagian besar di antara mereka enggak diterima masyarakat," kata Bhabinkamtibmas Kelurahan Rejowinangun Aiptu Sunaryo di Yogyakarta, Senin (22/2).
Suanryo mencontohkan salah satu warga Kelurahan Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta, Yogi dan istrinya. "Dia (Yogi) orang Prawirodirjan, tetapi keluarganya belum mau menerima dia. Lalu, mereka (Yogi dan istri) sempat mengontrak di Prambanan. Akan tetapi, masyarakat di sana enggak mau menerima," katanya.
Lalu, mantan anggota Gafatar lainnya, Arif Damarjati, bersedia menampung Yogi dan istrinya di rumahnya untuk sementara waktu. Yogi tidak sendiri, ada mantan anggota Gafatar lainnya, yakni Ahmad Hadi Subroto yang juga menumpang di kediaman Arif.
Ahmad bersama istri dan ketiga anaknya sudah tidak memiliki rumah di Yogya karena sudah dijual sebelum mereka pergi ke Kalimantan Barat.
Tidak hanya punya kesulitan tempat tinggal, Ahmad dan keluarganya juga punya masalah lain, yakni kependudukan. Mereka tercatat sudah pindah dari Yogyakarta, tetapi kependudukan mereka belum masuk di Mempawah Hilir, Kalimantan Barat. Hal ini diamini Lurah Rejowinangun Retnaningtyas.
"Pak Ahmad Hadi Subroto sudah resmi pindah penduduk ke Mempawah Hilir. Di sini (Yogya), sudah enggak punya kependudukan lagi sehingga datanya sudah enggak ada. Akan tetapi, di Mempawah pun belum tercatat kependudukannya karena dokumen sudah hilang," kata Sunaryo.
Pihaknya pun sudah berupaya meminta ke Kantor Catatan Sipil Dinas Kependudukan Yogyakarta agar bisa mengaktifkan kembali KTP milik Ahmad dan keluarganya. "Kami minta petunjuk dari pusat untuk mengaktifkan kependudukan yang bersangkutan," kata Sunaryo.
Sebanyak 78 orang mantan anggota Gafatar asal Yogyakarta sudah dipulangkan dari Kalimantan. Jumlah tersebut terbagi atas dua gelombang, yakni sembilan orang pada gelombang pertama dan enam sembilan orang pada gelombang kedua.
Mereka ditempatkan sementara di Gedung Transito setelah ditampung dari gedung Youth Center di Sleman.
Sementara itu, gelombang ketiga terdiri atas 46 orang eks Gafatar. Rencananya mereka akan dipulangkan ke Yogyakarta dalam waktu dekat.