REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie ikut menanggapi merebaknya gerakan kelompok pendukung lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Menurut Jimly, kelompok LGBT susah diakui di Indonesia.
Itu lantaran mereka menderita penyakit fisik dan psikis, sehingga harus diobati. Kendati begitu, Jimly mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memusuhi kelompok LGBT.
"LGBT itu penyakit, harus diobati, bukan dibenci atau dimusuhi," katanya melalui akun Twitter, @JimlyAs.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) tersebut menilai, penganut LGBT itu terjangkit karena faktor lingkungan. Meski begitu, ia tidak memungkiri ada yang bawaan sejak lahir. "Sakit rohani, mental-psikis dan fisik ada yang akibat prgaulan, tapi ada juga bawaan takdir," kata Jimly.
Sementara itu, mantan sekretaris kabinet era SBY, Dipo Alam mendukung langkah Wapres Jusuf Kalla untuk menolak bantuan UNDP sebesar Rp 108 miliar untuk kampanye pelegalan LGBT di Indonesia. "Saya setuju dengan Pak JK tolak bantuan UNDP mengenai LGBT," ujarnya melalui akun @dipoalam49.