REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengapresiasi partai politik di DPR yang secara tegas menolak revisi UU KPK.
“PSI sebagai partai baru siap berjuang bersama Gerindra, Demokrat, dan PKS untuk mengadang revisi UU KPK,” ujar Ketua Umum DPP PSI Grace Natalie dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/2).
Grace menegaskan, PSI bertekad untuk menjaga semangat antikorupsi. Karena itulah, kata dia, PSI merekrut anak-anak muda yang belum terkontaminasi oleh politik uang.
“Tidak ada jaminan semua orang akan lurus, tapi PSI mempunyai bahan baku orang-orang baik,” ungkap Grace. PSI, kata dia, tidak akan mengulang kesalahan partai-partai lama.
“Kalau mau sehat, partai politik harus dimiliki bersama dan didanai publik, PSI menjual kartu keanggotaan,” kata Grace. Ia optimistis partai yang dipimpinnya bisa menjadi model bagi partai-partai yang ada saat ini.
PSI secara tegas menyebut korupsi adalah kejahatan luar biasa. “Kabut asap dan banjir di daerah-daerah penyebabnya adalah izin-izin pengelolaan hutan dan perkebunan yang cara-caranya korup,” ujarnya.
Menurut Grace, korupsi tidak hanya memperkaya pelakunya, tapi juga menyusahkan banyak orang. Karena itu, seharusnya korupsi ditangani dengan luar biasa, dalam hal ini oleh KPK.
Sehari menjelang rapat paripurna DPR untuk merevisi UU KPK, Grace bersama sejumlah tokoh dan pegiat antikorupsi menggelar diskusi Forum Media, Rabu (17/2), di Kedai Tempo Utan Kayu, Jakarta. Mereka bersepakat untuk menolak revisi UU KPK.