Rabu 17 Feb 2016 21:58 WIB

Ratusan Warga Kepung Mapolsek Minta Petani Dibebaskan

Garis Polisi
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Garis Polisi

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU -- Ratusan warga mengepung Markas Kepolisian Sektor Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, Rabu (17/2) malam menuntut pembebasan seorang petani yang ditahan kepolisian sebagai tersangka dugaan pembakaran lahan.

"Tuntutan kami satu, polisi harus bebaskan warga kami yang ditahan karena dia tidak bersalah. Polisi sudah salah tangkap," kata Sekretaris Desa Darussalam, Bukhori Muslim, ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Rabu malam.

Ia mengatakan warga yang diperkirakan mencapai sekitar 500 orang semuanya berasal dari Desa Darussalam Kecamatan Sinaboi. Mereka mulai mendatangi Markas Polsek Sinaboi sekitar pukul 19.00 WIB, setelah mendengar seorang warganya yang bernama Ikhwan ditangkap dituduh membakar lahan.

Menurut dia, warga datang dalam kondisi marah, apalagi mereka mendapati ternyata Ikhwan sudah dipindahkan ke Polres Rokan Hilir di Kota Bagansiapi-api. Massa kemudian membakar tumpukan barang bukti kayu ilegal sitaan polisi yang ada di pelataran depan Markas Polsek Sinaboi.

"Saya mencoba menenangkan mereka, tapi warga sudah sangat banyak bukan 15 orang lagi. Ini sudah ratusan orang yang kecewa," katanya.

Ia menjelaskan, polisi telah salah tangkap karena Ikhwan, petani yang ditangkap, hanya melakukan pembersihan lahan sesuai dengan tradisi yang dilakukan turun-temurun. Menurut dia, Desa Darussalam mayoritas warganya adalah petani yang memiliki sawah tadah hujan dan setelah panen membersihkan lahan untuk ditanami kedelai dan jagung.

"Apa yang dilakukan Ikhwan tidak berbahaya, karena saya sudah cek itu jerami bekas padi yang ditumpuk kemudian dibakar untuk menanam jagung," ujarnya.

Seorang warga Desa Darussalam lainnya, Ridho (45), mengatakan petani setempat sudah sejak lama melakukan pembakaran pascapanen padi yang disebut warga dengan "melimas". Pemilik lahan pertanian juga tidak membiarkan begitu saja jerami yang dibakar supaya tidak merambat ke mana-mana.

"Masyarakat sekarang sakit hati, kenapa petani bakar jerami mau tanam palawija ditangkap. Karena baru inilah yang bisa kita lakukan, sedangkan traktor mini kami tidak punya sedangkan jerami yang dibakar itu dikumpulkan dan kita tunggui jadi tak mungkin menjalar," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement