REPUBLIKA.CO.ID,SAN FRANCISCO -- Presiden Joko Widodo meminta anak-anak muda Indonesia yang berada di Amerika Serikat untuk tidak ragu pulang ke Tanah Air dan memajukan perekonomian. Jokowi menyampaikan permintaannya tersebut saat bertemu dengan diaspora Indonesia di Auditorium Palace of Fine Arts, San Francisco, Selasa (16/2).
Dalam pertemuan tersebut, salah seorang WNI bernama Maya yang saat ini bekerja dalam bidang IT di Silicon Valley menanyakan kemudahan apa yang akan diberikan Pemerintah Indonesia kepada anak-anak muda kreatif yang telah memiliki jejaring untuk mengembangkan digital ekonomi di Tanah Air.
Jokowi menjelaskan, pengalaman bekerja sebagai seorang profesional di negara maju, seperti Amerika Serikat, akan menjadikan nilai tambah besar bagi negara. "Saya ingin dalam waktu yang sangat cepat ini ada 1.000 technopreneurs dan developers," kata Jokowi berdasarkan siaran pers Tim Komunikasi Presiden, Rabu (17/2).
Jokowi tidak ingin pangsa pasar dalam bidang ekonomi digital dimanfaatkan oleh pelaku usaha asing. "Jangan sekali-kali ini diambil negara lain," ucap Jokowi.
Jokowi menambahkan, peluang berusaha di Indonesia masih sangat terbuka luas. Berbagai aplikasi untuk masyarakat masih dibutuhkan, seperti aplikasi prakiraan cuaca untuk nelayan, petani, dan juga aplikasi UMKM. Bahkan, aplikasi untuk pasar tradisional juga diperlukan, misalnya, harga yang tinggi untuk suatu komoditas di suatu pasar dapat ditutup dengan mengirim suplai dari pasar lainnya.
Jokowi mengingatkan agar para technopreneurs dan developers ini memulai membuat aplikasi tersebut, sebelum developers dari negara-negara lain turut membuat aplikasi yang dibutuhkan di Tanah Air.
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam 10 bulan terakhir ini telah menyiapkan roadmap e-commerce Indonesia. Menkominfo Rudiantara mengatakan, potensi industri digital di Indonesia sebesar 130 miliar dolar AS pada 2020. "Road map sudah selesai dan akan dituangkan dalam perpres dan pendanaannya dilakukan melalui KUR," ucap Menkominfo Rudiantara yang turut hadir dalam pertemuan ini.
Bahkan, kata Rudiantara, skema yang diberikan kepada anak-anak muda berbeda dari skema pembayaran KUR sehingga akan dikonversi menjadi venture capital dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan telah turut mendukung skema ini. "Tentunya, tidak mungkin kalau pengusaha baru dibebankan membayar bunga karena mereka baru memulai usaha," ucap Rudiantara.