Sabtu 13 Feb 2016 07:21 WIB

Peneliti Curiga Virus Zika Sengaja Diciptakan untuk Meneror

Red: Ilham
Larva nyamuk Aedes Aegypti yang diduga menyebarkan virus Zika di Brasil.
Foto: AP/Felipe Dane
Larva nyamuk Aedes Aegypti yang diduga menyebarkan virus Zika di Brasil.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Chairul Anwar Nidom, menaruh kecurigaan dengan munculnya virus zika beberapa bulan terakhir. Menurut dia, bisa saja virus zika merupakan ancaman bioterorisme. Sebab, tanda-tanda ancaman virus ini mendekati bioterorisme.

"Saya sebagai peneliti curiga bahwa virus zika bisa dikatakan mendekati ancaman bioterorisme, yaitu teror dengan senjata biologi berupa kuman penyakit," kata Guru Besar Unair tersebut di Surabaya, Jumat (12/2).

Ia mengatakan, bioterorisme bisa berdampak langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, bioterorisme bisa menyebabkan kematian dan kesakitan dalam jangka waktu yang panjang.

"Dampak langsung lainnya itu seperti informasi yang berkembang mengenai dampak dari virus zika, yaitu microchepaly, sebuah kondisi buruk ketika bayi dilahirkan dengan otak dan kepala kecil, sehingga masyarakat langsung cemas," katanya.

Menurut dia, informasi ini seharusnya dilandasi dengan kajian ilmiah. "WHO (World Health Organization) yang menyatakan darurat kesehatan akibat persoalan virus zika, sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu agar tidak membuat cemas," katanya.

Peneliti virus Flu Burung itu menyatakan, pelaku bioterorisme itu menggunakan bakteri, virus, dan kuman penyakit lain yang dampaknya tidak langsung dan berjangka waktu lamas seperti perekonomian jatuh. Sedangkan untuk permasalahan viru zika ini, masih perlu diteliti terkait faktor, motif, dan dampaknya.

"Bioterorisme perlu diantisipasi, sebab Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau globalisasi memang memicu persaingan ekonomi. Seseorang yang panik, ketika ditawarkan apa saja, maka ia langsung menerimanya tanpa memikirkan terlebih dahulu dan ini terjadi secara global," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement