Jumat 12 Feb 2016 03:10 WIB

Menristekdikti: Moratorium tidak Berlaku pada Fakultas Teknik

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
Perguruan tinggi swasta
Foto: atmabhakti
Perguruan tinggi swasta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sempat menyatakan adanya moratorium atas pendirian Perguruan Tinggi (PT).

Menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), moratorium ini tidak berlaku pada fakultas teknik dan sebagainya.

"Moratorium hanya dilakukan terhadap bidang kesehatan," jelas Nasir dalam acara peluncuran Universitas Pertamina di Jakarta, Kamis (11/2).

Menurut Nasir, bidang teknik merupakan bagian yang paling besar memberikan dukungan terhadap pembangunan ekonomi. Kehadiran universitas teknik sangat dibutuhkan dalam hal ini.

Oleh sebab itu, pihaknya akan selalu menekankan program studi yang bisa menggerakan ekonomi ke depan termasuk bidang teknik.

Nasir menilai terdapat peluang bisnis yang baik dalam bidang tersebut. Jika pendidikan teknik berjalan baik, maka sumber daya manusia pun akan menghasilkan yang baik pula. Mereka juga kemungkinan besar bisa melahirkan industri-industri yang bisa membantu pembangunan ekonomi.

"Kalau ada korporasi yang mau buka kampus, saya beri izin," ujar Nasir. Namun dengan syarat memberikan bantuan kepada mahasiswa yang kurang mampu tapi berprestasi. Bantuan ini diharapkan dilakukan minimal 20 persen dari mahasiswa yang masuk.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) meresmikan pembukaan Universitas Pertamina pada Kamis (11/2). Pembukaan universitas ini merupakan wujud kontribusi Pertamina pada masyarakat Indonesia melalui penyelenggaraan kegiatan pendidikan tinggi.

"Ini merupakan perwujudan kontribusi Pertamina kepada masyarakat," ungkap Direktur Utama PT. Pertamina, Dwi Soetjipto dalam acara peluncuran Universitas Pertamina di Jakarta, Kamis (11/2).

Peresmian Universitas Pertamina ini juga menjadi sebuah awal untuk membangun individu yang kompeten dan dapat bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Menurut Dwi, universitas ini akan didukung 90 dosen berkualifikasi akademik S2 dan S3. Selain itu, akan terdapat 225 tenaga penunjang. Ia menegaskan, target jumlah dosen ini kemungkinan akan bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement