REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bangka Belitung (Babel) telah menetapkan provinsinya berstatus tanggap darurat bencana banjir, setelah banjir yang menggenang sejak 7 Februari lalu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan setidaknya 2.316 jiwa telah mengungsi akibat banjir yang semakin parah di Babel ini.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, dampak dari banjir di provinsi Babel ini merendam 13 titik di Babel. Di antaranya, Kampung Bintang, Gudang Padi, Kampung Opas, Sumber Rejo, Gedung Nasional, Linggarjati, Jalan Trem, Pintu Air, A. yani Dalam, Padang Baru, Desa Jeruk, Mesu Timur dan Parit Lalang.
"Jumlah Total Pengungsi 2316," ujar dia, Kamis (11/2).
Jumlah pengungsi ini tersebar di 16 titik pengungsian mulai dari sekolah, rumah ibadah, kampus hingga fasilitas pemerintahan. Saat ini, diungkapkan dia, Gubernur Babel telah menetapkan statu darurat bencana banjir selama 14 hari sejak Senin 8 Februari hingga 21 Februari mendatang.
Berbagai instansi pemerintah bersama BPBD setempat juga telah turun terlibat dalam Penanganan Darurat Bencana. "Sebanyak 2.046 personil yang terdiri dari unsur TNI, POLRI, BPBD, TAGANA, PMI, Pramuka, Basarnas dan Instansi Terkait Lainnya dalam upaya pencarian Penyelamatan dan Evakuasi serta pemenuhan kebutuhan dasar," ujarnya.
BPBD telah menerjunkan satu Unit Jembatan Bailey Sepanjang 15 m di Jembatan desa Kereta Yg menghubungkan Pangkalpinang ke Pelabuhan Sungai Selan Kab. Bangka Barat. Dijelaskan dia, kondisi saat ini beberapa lokasi air mulai surut, akan tetapi ia mengingatkan hujan cukup deras masih akan teradi dan kembali bisa menimbulkan banjir.