Rabu 10 Feb 2016 18:09 WIB

Kisah Handoko dan Imlek yang Sederhana

Rep: C35/ Red: Achmad Syalaby
Petugas kebersihan membersihkan tanaman liar bantaran kali yang terdapat di kali Lio di Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat, Kamis (12/3).  (foto : MgROL_34)

Kehidupan yang dia jalani dengan finansial yang serba terbatas itu membuat dia hanya mampu menyekolahkan kedua putrinya sampai tingkap Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja. Setelah lulus SMP kedua putrinya memilih untuk bekerja. Hingga saat ini karena sudah menikah kedua putrinya sudah tidak bekerja lagi. Handoko hanya tinggal bersama istrinya di gubug kecilnya itu. 

"Pada saat itu bantuan pemerintah belum merata seperti sekarang yang sudah banyak beasiswa dan bantuan-bantuan pendidikan lainnya. Karena ekonomi yang kekurangan sehingga saya hanya bisa menyekolahkan kedua anak saya sampai SMP saja," ujar pria yang seharusnya sudah memasuki masa pensiun itu.

Pria berkacamata itu mengaku sampai sekarang masih bekerja karena tidak mau menjadi beban kedua anaknya. Menurut dia, kalau raganya masih kuat, dia akan tetap bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri dan istrinya. Mengingat untuk menjadi tukang sapu honorer tidak dibatasi usia, asalkan masih mampu dan sanggup tetap diperbolehkan. 

Baginya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) bukanlah mimpinya, karena hingga umurnya yang seharusnya sudah memasuki masa pensiun ini tidak kunjung diangkat. Sehingga saat ini dia sudah tidak memiliki harapan lagi untuk diangkat menjadi PNS. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement