Rabu 10 Feb 2016 15:20 WIB

Peneliti Gender dan Seks UI Bicara Soal Buku Mewarnai Porno

Rep: Lintar Satria/ Red: Achmad Syalaby
Anti-Pornografi (ilustrasi)
Foto: ROL
Anti-Pornografi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Heboh buku mewarnai yang tercantum kalimat pornografi di media sosial ditanggapi oleh Peneliti Gender dan Seks Universitas Indonesia (UI) Gabriella Devi Benedicta. Devi mengatakan hal tersebut membuktikan pentingnya kontrol orang tua menyeleksi buku anak mereka.

"Pentingnya seleksi orang tua, kalo Diknas kan jelas untuk buku sekolah, kalo seperti ini ya harusnya penerbit dan seleksi orang tua," katanya, Rabu (10/2).

Ia mengatakan orang tua tidak bisa asal beli buku untuk anak-anak. Menurut dia, orang tua harus melihat konten buku untuk anak-anak mereka. Devi mengatakan adanya kontrol orang tua ini tidak berarti penerbit tidak lepas tangan dengan kasus ini. Penerbit juga harus disanksi karena kasus ini. 

Menurut Devi kalimat-kalimat provokatif yang mengarah pada pornografi dalam buku mewarnai tersebut bukan bagian dari pendidikan seks. Ia mengatakan dalam pendidikan seks media yang digunakan harus lebih edukatif."Anak-anak juga ngga bakal ngerti kalimat kayak gitu," kata Devi.

Devi menambahkan pendidikan seks untuk anak-anak sangat penting. Tapi harus dengan cara yang sopan dan edukatif. Seperti pengenalan organ tubuh dan apa yang boleh tidak boleh dipegang."Bukan seperti itu, itu jelas bukan pendidikan seks," tegasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement