REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga anggota DPR hadir dalam unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan guru dan tenaga honorer kategori dua (K2) di silang Monumen Nasional depan Istana Merdeka, Rabu (10/2). Anggota DPR yang hadir menyuarakan pendapat adalah anggota Komisi II dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan, anggota Komisi II dari Fraksi Partai Gerindra Endro Hermono, dan anggota Komisi II dari Fraksi PAN Amran.
Dalam orasinya, Arteria mengatakan kesejahteraan tenaga pendidik penting sehingga pemerintah, terutama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, tidak boleh ingkar janji untuk memperhatikan kesejahteraan mereka. "Janji pemerintah harus tuntas, masalah penyelesaian honorer harus selesai," kata dia.
Arteria mengungkapkan bahwa 80 persen pelayan publik di seluruh Indonesia adalah tenaga honorer. Sekitar 439 ribu orang masuk dalam kategori dua. "Pelayanan publik yang dilakukan honorer sangat signifikan, kalau pelayanan publik bagus maka yang bagus adalah kerja honorer," ujar dia.
Ribuan guru honorer dan tenaga honorer memulai aksi penyampaian pendapat pada Rabu pagi dengan agenda menuntut janji pemerintah, terutama Kementerian untuk mengangkat guru honorer dan tenaga honorer K2. Tenaga dan guru honorer tersebut berasal dari berbagai daerah di Jawa dan Sumatera, di antaranya Palembang, Brebes, Karawang, Tasikmalaya, Jepara, Lamongan, Wonosobo, Sukabumi, Kendal, dan Blora.
Aksi penyampaian pendapat ribuan guru dan tenaga honorer di ibu kota berimbas pada kemacetan karena sejumlah ruas jalan ditutup. Dari perempatan Harmoni, ruas Jalan Majapahit mengarah ke Patung Kuda untuk sementara ditutup. Kendaraan yang akan ke Jalan Thamrin dialihkan ke Jalan Juanda.
Penutupan jalan tersebut juga mengakibatkan lalu lintas padat dan tersendat, seperti yang terjadi di Jalan Medan Merdeka Timur. Ratusan personel polisi mengamankan lokasi di seberang Istana Merdeka dipimpin oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes?Hendro Pandowo yang hadir di lokasi unjuk rasa.