REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga partai politik sudah mendeklarasikan akan mendorong dilaksanakan lagi sistem pemilihan umum proporsional tertutup. PDIP, PKS, dan Golkar dalam pertemuan nasional dengan seluruh kadernya masing-masing sudah menjadikan pengembalian sistem proporsional tertutup sebagai salah satu keputusan resmi partai.
PDIP sebagai partai penguasa menilai, sistem proporsional tertutup lebih sederhana dan bermanfaat untuk masyarakat Indonesia. Wakil Ketua Fraksi PDIP di DPR RI Arif Wibowo menegaskan, digunakannya lagi sistem proporsional tertutup bukan berarti Indonesia kembali menggunakan sistem masa lampau.
Menurutnya, setiap negara menganut sistem pemilu yang berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi dan manfaatnya bagi masyarakat di negara tersebut. Indonesia, dalam pandangan PDIP, lebih cocok menggunakan sistem proporsional tertutup. “PDIP melihat Indonesia lebih cocok dan bermanfaat dengan proporsional tertutup,” ujar Arif Wibowo kepada Republika.co.id, Selasa (9/2) kemarin.
(Baca juga: Demokrat Masih Kaji Sistem Proporsional Tertutup)
Arif menambahkan, dengan sistem proporsional tertutup, ada penyederhanaan dari pola kepartaian di Indonesia. Adanya penyederhanaan ini praktis membuat ongkos politik tidak terlalu mahal. Selain itu, sistem proporsional tertutup kompatibel dengan sistem presidensial yang dianut negara ini. PDIP bersama fraksi lain yang sudah menegaskan akan mendorong ke sistem proporsional tertutup akan memperjuangkan sistem ini.
Menurut Arif, sudah ada komunikasi antarfraksi untuk kembali menggunakan sistem proporsional tertutup ini. Namun, baru tiga yang sudah menyatakan akan mendorong diberlakukannya sistem proporsional tertutup. Selebihnya, kata dia, masih menyatakan mendalami kembali sistem proporsional tertutup ini. Namun, revisi Undang-Undang Pemilu untuk menggunakan kembali sistem proporsional tertutup sudah diajukan dalam program legislasi nasional prioritas tahun 2016.
“Tahun ini targetnya selesai dibahas,” kata dia menegaskan.