REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti mengatakan, hanya ada satu pelaku dalam penculikan dan pembunuhan JM (7 tahun), bocah kelas 1 SD asal Depok. Menurut Krishna, adanya pelaku lain hanya akal-akalan pelaku Januar Arifin alias Begeng (35) untuk mengelabui polisi.
"Tersangkanya cuma satu, saya sudah yakin tersangka ini cuma satu, tapi dia (Begeng) ngaku ada dua orang lagi yang nyuruh," kata Krishna di PMJ, Jakarta, Selasa (9/2).
Menurut Krishna, Begeng ini menggunakan dua buah ponsel lain untuk menggambarkan seolah ada otak yang menyuruhnya menculik JM. Padahal, setelah diselidiki dua ponsel tersebut milik Begeng semua.
"Dia menggunakan dua HP, satu HP seolah-olah adalah pelaku yang dua orang itu yang menyuruh dia menculik," kata Krishna. (KPAI Dalami Pola dan Modus Pelaku Pedofolia dari Kasus JM).
Krishna mengungkapkan, Begeng dalam memberikan keterangan pada polisi selalu berubah-ubah. Begeng diperiksa sejak subuh hingga pukul 09.00 WIB pada Ahad (7/2) lalu.
Aparat kepolisian menemukan mayat JM di dalam kamar mandi rumah pelaku Begeng di Jalan H Albaido, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Kapolresta Depok, Kombes Dwiyono menyebut tersangka membujuk korban JM dengan uang Rp 2.000.
Menurut Dwiyono, korban diculik pelaku seusai pulang sekolah di Jalan H Asmawi, Beji, Depok pada Sabtu (6/2) siang. Orang tua korban yang cemas karena anaknya belum tiba dirumah hingga malam, melaporkan kehilangan anak ke layanan pengaduan polisi Polsek Beji Depok.