Selasa 09 Feb 2016 13:32 WIB

BIN: Sudah 700 Senjata yang Masih Dipegang Separatis Papua

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Joko Sadewo
Polisi berpakaian preman berjalan bersama sepuluh anggota Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Markas Polda Papua, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Indrayadi TH
Polisi berpakaian preman berjalan bersama sepuluh anggota Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Markas Polda Papua, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan, masih ada beberapa kelompok separatis yang perlu didekati di Papua. Kelompok ini bergerak untuk bisa memerdekakan diri dari Indonesia.

Sutiyoso mengatakan, dari hasil deteksinya, sudah ada sekitar 700 pucuk senjata campuran yang masih dipegang oleh kelompok separatis tersebut. Pada 2015 saja, BIN mencatat, ada 20 kasus penembakan yang terjadi di lima kabupaten di Papua.

"Makanya, kita perlu melakukan soft approach. Presiden juga sudah mempunyai willingness untuk bisa mengampuni mereka jika mereka mau bergabung dengan Indonesia lagi," ujar Sutiyoso di DPD RI, Selasa (9/2). Ia menambahkan, jika memang soft approach ini tidak bisa dilakukan, pemerintah akan bertindak tegas kepada para kelompok separatis ini.

Sutiyoso menilai, salah satu penyebab mereka tak mau bergabung dengan Indonesia karena mereka merasa tak sejahtera. Dengan begitu, menurut Sutiyoso, perlu adanya tindakan dari pemerintah daerah untuk benar-benar serius dalam mengentaskan kemiskinan dan persoalan sosial di Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement