Selasa 09 Feb 2016 13:05 WIB

Jokowi: Pers Jangan Hanya Bertumpuk pada Rating

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Jokowi
Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Presiden Joko Widodo berharap industri pers atau media di Indonesia tidak hanya mengejar peringkat (rating). Sebab, pers memiliki peran untuk pembentukan karakter, mentalitas, dan moralitas masyarakat.

Selain itu, pers harus bisa menghadirkan berita yang objektif dan selalu memberikan tempat pada pemikiran dan gagasan terbaik masyarakat. "Kita ini (pers/media) mengejar rating dan kompetisi. Memang industri pers harus berkompetisi dan mengejar rating. Alangkah sangat bagus kita bukan bertumpuk pada rating,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) di Pantai Kuta, KEK Mandalika, Selasa (9/2).

Menurutnya, sebagian waktu khususnya di bagian prime time di televisi lebih baik diberikan untuk memunculkan lagu-lagu kebangsaan. Sebab, berita-berita yang memunculkan pesimisme di masyarakat jika diteruskan, akan muncul ketidakpercayaan.

Padahal, era persaingan dan kompetisi antarnegara membutuhkan kepercayaan. "Inilah saya kira hal yang harus dihindarkan bersama agar dalam rangka membangun kepercayaan bisa betul dilakukan," ucap dia.

Jokowi menuturkan, dengan adanya kepercayaan, arus modal, investasi, dan modal akan masuk dan mengalir. Namun, jika tidak ada kepercayaan, jangan diharapkan arus uang, investasi, dan modal bisa masuk.

Kepercayaan tersebut yang bisa membangun adalah media. "Kepercayaan itu yang bisa membangun adalah media. Karena, persepsi dan citra muncul karena berita yang kita bangun,” kata dia.

Jokowi menambahkan, keinginan untuk memberitakan secara cepat sering kali mengabaikan kode etik jurnalistik dan pemberitaan sehingga berita yang dihasilkan tidak akurat dan tidak berimbang. Bahkan, berita yang ada bercampur aduk antara fakta dan opini dan kadang-kadang menghakimi seseorang. “Ini sangat berbahaya sekali,” ujarnya.

Dulu, menurutnya, tekanan terhadap pers datang dari pemerintah, tapi kini pers yang menekan pemerintah. “Tetapi yang menekan pers siapa, yang pasti industri media karena persaingan. (Pers) ditekan dari lingkungan sendiri,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement