Selasa 09 Feb 2016 12:14 WIB

Banyak Pasien DBD, RSUD Cileungsi Berupaya tak Tolak Pasien

Rep: C32/ Red: Winda Destiana Putri
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Depok, Sawangan, Jawa Barat, Rabu (27/1). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Depok, Sawangan, Jawa Barat, Rabu (27/1). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Semenjak akhir 2015, RUMAH Sakit Umum Daerah (RSUD) Cileungsi sudah menerima pasien demam berdarah dangue (DBD). Dengan terus meningkatnya pasien tersebut, RSUD Cileungsi berupaya untuk tidak menolak pasien.

"Dari direktur memang sudah meminta untuk jangan sampai menolak pasien. Karena biasanya RSUD jadi pilihan terakhir mereka," kata Kepala Seksi Pelayanan dan Pengembangan Medik RSUD Cileungsi Desriza Ratman kepada Republika, Senin (8/2).

Ia menambahkan, meskipun ruangan terbatas namun selalu dibuat menjadi fleksibel. Sementara menunggu pasien rawat inap masih ada, kata Desriza, pasien yang masuk UGD tetap ditampung terlebih dahulu karena pihak rumah sakit menambahkan sebanyak delapan kasur lagi.

"Yang dirawat kan biasanya nggak hanya sehari. Jadi yg di UGD terpaksa menginap makanya kita sediakan kasur tambahan juga," jelas Desriza.

Sementara itu, pihak rumah sakit juga memaksimalkan kamar ruang tawat yang masih kosong meskipun bukan untuk DBD saja.

Desriza menuturkan, jika ada pasien DBD ibu-ibu atau anak-anak maka akan diupayakan ke ruangan yang masih belum dipakai seperti biasnya untuk ruangan pasien hamil.

"Pokoknya sebisa mungkin kita tidak menolak pasien. Mereka kebanyakan juga sudah ada yang ditolak di rumah sakit lain," tutur Desriza.

Tercatar di RSUD Cileungsi sudah ada dua warga Kabupaten Bogor yang meninggal karena DBD. Kedua pasien tersebut masing-masing berumur tiga tahun pada Desember 2015 dan delapan bulan pada Januari 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement