REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua bandar udara (bandara) di bawah lingkup PT Angkasa Pura II (AP II) terkena imbas dari cuaca buruk. Kedua bandara tersebut yakni Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang dan Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang.
“Ada beberapa penerbangan yang keberangkatannya ditunda karena kondisi jarak pandang (visibilitas) akibat imbas cuaca,” ujar Public Relations Manager AP II Yado Yarismano kepada Republika.co.id, Senin (8/2).
Hanya dua bandara di kota tersebut yang penerbangannya terganggu. Sedangkan bandara di kota lainnya seperti Pontianak, Jambi, Bandung, Padang, dan Medan berjalan normal.
Yado mengatakan terkait dengan efek cuaca, ada dua faktor yang memengaruhi penerbangan, yakni visibilitas dan angin. Dari sisi visibilitas, hal tersebut tergantung pada masing-masing bandara. Bandara yang mempunyai sistem navigasi canggih biasanya visibilitasnya semakin dekat.
Jarak pandang bandara di bawah AP II berkisar 800 hingga 5.000 meter. Jarak pandang 800 meter biasanya dimiliki bandara dengan sistem navigasi canggih seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng. Sedangkan jarak pandang 5.000 meter biasanya dialami bandara kecil seperti Bandara Silangit di Tapanuli Utara yang sistem navigasinya belum mampu mendukung pendaratan maupun lepas landas.
Dari sisi angin, dalam dunia penerbangan biasanya dikenal dengan istilah cross wind atau angin dari samping landasan terbang. Hal ini biasanya disampaikan dari pihak menara ke pilot (dalam hal ini kaptennya). “Untuk keputusan biasanya diambil oleh pilot, apakah tetap terbang atau menunda penerbangan,” kata Yado. Dia mengimbau penumpang lebih tenang menghadapi cuaca.
Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sebagian besar bandara bakal diguyur hujan. Intensitas hujan bervariasi mulai hujan ringan, lebat, hingga hujan disertai guntur.
Dari 95 bandara yang diteliti, sebanyak 38 bandara di antaranya bakal diguyur hujan. Ada pun hujan disertai guntur melanda antara lain Bandara Blimbingsari - Banyuwangi, Bandara H Hasan Aroeboesman, Bandara Adisutjipto, dengan kecepatan angin empat kilometer per jam.