Senin 08 Feb 2016 15:17 WIB

Alat Pendeteksi Banjir Kerap Dirusak Orang

Sungai Bengawan Solo
Sungai Bengawan Solo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Alat deteksi dini banjir sungai Bengawan Solo yang dipasang di pintu air Putat kerap dirusak oknum tidak bertanggungjawab sehingga tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Kepala Seksi Perencanaan dan Operasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Antonius Suryono mengatakan alarm itu sebenarnya tidak perlu dioperasikan karena sistemnya sudah otomatis. Kalau ketinggian air Bengawan Solo di sekitar pintu air Putat naik dan menyentuh level hijau, maka lampu akan menyala dan sirine berbunyi. Demikian juga saat ketinggian air menyentuh level kuning dan merah.

Ia mengatakan hal itu terjadi karena alat deteksi dini tersebut menggunakan pelampung dan sensor di dalamnya. Jadi selama ketinggian air berada di level-level tersebut, maka sirine akan berbunyi terus dan tidak bisa dimatikan, kecuali dirusak atau pelampungnya dicabut.

Jika sirine penanda banjir tidak berbunyi saat ketinggian air Bengawan Solo bertambah maka diduga alat tersebut telah dirusak oknum yang tidak bertanggungjawab.

"Mungkin ada pihak yang terganggu dengan suara sirine tersebut. Sebab pada 2014, kabelnya juga diputus oleh orang," katanya, Senin (8/2).

Di tiap level sudah dipasang lampu berikut sensornya. Kemungkinan sensor tidak diambil semua sehingga saat level kuning sirine tetap berbunyi. Berdasarkan kondisi tersebut, BBWSBS pun menggagas penggantian sistem operasional alat deteksi banjir dari otomatis menjadi manual.

"Mungkin dengan pemasangan stop kontak sehingga alarm bisa dimatikan setelah berbunyi beberapa lama. Tapi rencana ini masih harus dikomunikasikan dengan Perum Jasa Tirta (PJT) selaku pemilik dan penanggung jawab alat tersebut," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement