Sabtu 06 Feb 2016 09:15 WIB

Penyakit Difteri di Cirebon Ditetapkan Kejadian Luar Biasa

Rep: Lilis Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Sebuah iklan layanan masyarakat soal difteri (ilustrasi)
Foto: [ist]
Sebuah iklan layanan masyarakat soal difteri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Serangan penyakit difteri di Kabupaten Cirebon saat ini sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Tak hanya menewaskan tiga balita, penyakit itu juga membuat jumlah warga yang terserang difteri terus bertambah.

Penyakit difteri awalnya menjangkiti empat warga Blok Puhun, Desa Sampih, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon, pada akhir Desember 2015. Dari empat warga itu, tiga di antaranya meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di RSUD Gunung Jati Cirebon.

''(Dengan ditetapkan sebagai KLB), pengobatan serta perawatan para pasien difteri yang dirawat di RSUD Gunung Jati, ditanggung Pemkab Cirebon,'' ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, M Sofyan, di sela-sela kegiatan imunisasi difteri di Blok Puhun, Jumat (5/1).

Selain itu, sebagai tindak lanjut penetapan KLB, wilayah Blok Puhun juga diisolasi untuk mencegah penyebaran penyakit yang mematikan tersebut. Bahkan, orang tua dan kerabat yang menunggui penderita difteri di rumah sakit juga sementara ini dilarang pulang.

''Biaya hidup orang tua serta kerabat pasien yang ikut menunggui di rumah sakit, yang sementara ini dilarang pulang, juga ditanggung Pemkab Cirebon,'' tutur Sofyan.

Dinkes Kabupaten Cirebon pun menurunkan tim untuk melakukan imunisasi terhadap lebih dari 30 bayi di Blok Puhun, Jumat (5/2). Selain itu, juga dilakukan pembagian obat antibiotik erythromycin kepada sedikitnya 200 warga.

Status KLB untuk serangan difteri di Kabupaten Cirebon itu mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Selain itu, kriteria tentang KLB juga mengacu pada Keputusan Dirjen No 451/91 tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.

Sementara itu, hingga Jumat (5/2) sore, jumlah pasien difteri yang dirawat di RSUD Gunung Jati Cirebon sudah bertambah menjadi 17 orang. Hal tersebut memaksa pihak RSUD Gunungjati menambah ruang isolasi untuk merawat pasien difteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement