REPUBLIKA.CO.ID, BONDOWOSO -- Pejabat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menyatakan penyakit Chikungunya kini melanda enam desa di wilayah itu dengan penderita yang mencapai 229 orang.
Kepala Dinas Kesehatan setempat dr Imron, melalui Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso Arief Soedibyo di Bondowoso, Jumat, menjelaskan enam desa yang terkena serangan penyakit itu semuanya berada di Kecamatan Tapen.
"Desa Gunung Anyar sebanyak 192 penderita, Cindogo 22 penderita, Desa Pal dua orang, Merawan satu orang, Wonokusumo sembilan penderita, serta Desa Jurang Sapi sebanyak tiga penderita," katanya.
Dinas Kesehatan Bondowoso, kata dia, sejak Januari 2016 sudah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) penyakit Chikungunya khusus untuk Kecamatan Tapen tersebut.
"Penderita Chikungunya paling banyak di Desa Gunung Anyar. Daerah tersebut berada di daerah pegunungan, dimungkinkan penyebabnya karena saat ini kan musim hujan sehingga banyak air menggenang. Karena itu warga kami imbau tetap menjaga kebersihan di lingkungannya. Nyamuk penyebar Chikungunya ini paling senang di tempat-tempat genangan air yang bersih, seperti di kaleng kosong yang berisi air hujan," kata Arief Soedibyo.
Ia memaparkan, mewabahnya Chikungunya di enam desa di Kecamatan Tapen ini menyerang orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata penderita mengalami demam tinggi dan rasa sakit di seluruh persendian.
Kini, kata dia, petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso sudah mengambil langkah terhadap para penderita dengan melakukan perawatan medis di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masayrakat) Kecamatan Tapen.
Arief Soedibyo menjelaskan bahwa seiring dengan merebaknya wabah penyakit ini, petugas Dinas Kesehatan Bondowoso juga sudah mengambil langkah dan tindakan dengan cara dilakukan pengasapan di enam desa tersebut.
Selain itu, katanya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso juga melakukan penelitian dengan mengirim sampel darah penderita ke laboratorium di Surabaya untuk diperiksa lebih detail.
"Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada virus Zika, maupun DBD, akibat gigitan nyamuk Aides Aigypti," katanya.