REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonceng Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah berbunyi. Persaingan di antara industri, termasuk pekerja di dalamnya, dipastikan semakin ketat.
Hadirnya entrepreneur kemudian dikatakan menjadi solusi sekaligus fondasi dalam menyalurkan potensi sumber daya manusia (SDM) dalam negeri.
Pertanyaanya, bagaimana meningkatkan kehadiran entrepreneur saat ini?
Setiadi Djohar, pengajar senior PPM Manajemen mengatakan, potensi yang dimiliki Indonesia dalam memunculkan entrepreneur terbuka luas. Beragam kearifan lokal bisa dimanfaatkan entrepreneur untuk menciptakan peluang.
"Opportunity tetap ada, tergantung bagaimana kita coba memanfaatkan peluang tersebut," ujar Setiadi saat ditemui dalam diskusi yang digelar Entrepreneur Club Indonesia (ECI), beberapa waktu lalu di Jakarta.
Menurutnya, ada orang yang dalam dirinya sudah tertanam jiwa entrepreneur yang kuat. Maka, ia akan dengan mudah mengembangkan diri. Namun, jika tidak, tetap dibutuhkan intervensi dari luar untuk menciptakan kondisi tersebut.
"Jadi, sebenarnya entrepreneur tidak 100 persen dilahirkan. Lingkungan yang baik akan mengasah mereka, termasuk lembaga pendidikan yang diharapkan dapat berkontribusi menjadi tempat mengasah jiwa entrepreneur sekaligus menumbuhkan jiwa kepemimpinan," kata dia.
Lingkungan pendidikan, dikatakannya, dapat menempa seseorang yang memiliki jiwa pemimpin. Di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi, misalnya, seseorang dilatih untuk dapat memecahkan satu masalah dengan baik. Di situlah jiwa kepemimpinan yang jadi modal dasar entrepreneur akan tumbuh.
"Lingkungan keluarga juga membantu. Intinya entrepreneur tidak 100 persen dilahirkan. Lingkungan akan memberikan pengaruh, pada siapa pun di bidang apa pun," kata dia.
Ruang-ruang diskusi, seperti yang dihadirkan ECI, dikatakannya juga dapat menunjang kehadiran entrepreneur. Karena melalui satu komunitas, berbagai peluang, networking, ide juga gagasan akan dapat tumbuh dan berkembang semakin baik.