REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Peredaran narkoba di sejumlah daerah, seperti Banjarnegara, Purbalingga, Wonosobo dan Banyumas, ditengarai melibatkan orang-orang penting. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Purbalingga AKBP Edy Santosa, saat berpamitan dengan Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo di aula Kantor BNNK Purbalingga, Kamis (4/2).
AKBP Edy Santosa dimutasikan menjadi Kepala BNN Kabupaten Cilacap, menggantikan AKBP Agung Prabowo yang menududuki jabatan baru sebagai Kepala Bidang Pemberantasan BNN Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan yang menggantikan Edy Santosa, adalah AKBP Suprinarto yang sebelumnya sebagai Kabid Pemberantasan BNNP Jateng.
Edy menyebutkan, indikasi peredaran narkoba melibatkan orang penting didasari hasil mapping tim BNNK. Antara lain diperoleh melalui print out hasil pembicaraan telepeon.
''Hasil mapping sebenarnya sudah kami laporkan pada Kepala BNN Provinsi. Namun untuk penangannya kami diperintahkan untuk ditunda dulu dan dimatangkan lebih dulu karena penanganan kasus narkoba memang tidak mudah,'' katanya.
Sebelum mendapat kabar akan dimutasi, Edy mengaku pada tahun 2016 sebenarnya akan meneruskan program tahun sebelumnya dengan melakukan pemeriksaan urine secara mendadak di sejumlah SKPD. ''Awal tahun ini, sebenarnya saya ingin mengagetkan para pejabat daerah Purbalingga. Tapi karena lebih dulu pindah tugas, nanti akan dilanjutkan oleh pengganti saya,'' katanya.
Penjabat Bupati Budi Wibowo, dalam kesempatan itu mengapresiasi kinerja yang dilakukan jajaran BNN Kabupaten Purbalingga dibawah komando Edy Santosa. Selama sekitar 16 bulan, yang bersangkutan sangat proaktif dalam penanganan narkoba di semua lini. ''Saya berharap, pejabat penggantinya mampu melanjutkan program dan kegiatan yang sudah dilaksanakan,'' katanya.