Kamis 04 Feb 2016 05:19 WIB

Pemimpin Golkar Jangan Punya Beban Masa Lalu

 Wapres yang juga Ketua Tim Transisi Partai Golkar Jusuf Kalla (tengah) bersama Ketum Partai Golkar Munas Bali Aburizal Bakrie dan Ketum Partai Golkar Munas Jakarta Agung Laksono di Jakarta, Rabu (3/2). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Wapres yang juga Ketua Tim Transisi Partai Golkar Jusuf Kalla (tengah) bersama Ketum Partai Golkar Munas Bali Aburizal Bakrie dan Ketum Partai Golkar Munas Jakarta Agung Laksono di Jakarta, Rabu (3/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‎Pemimpin Golkar yang akan datang diharapkan tidak menjadi beban b‎agi partai. Sosoknya harus bersih dari persoalan hukum agar mampu mendongkrak citra partai.

Persoalan hukum sudah pasti menjadi catatan tersendiri," kata Direktur Pusat Studi Sosial dan Politik (Puspol) Indonesia, Ubedillah Badrun, saat dihubungi, Rabu (3/2).

Bila Partai Golkar nantinya dipimpin oleh tokoh yang pernah  tersangkut kasus hukum, maka akan menjadi beban partai. Saat ini menurut Ubedillah  sosok yang dibutuhkan untuk memimpin Golkar adalah yang bersih dari persoalan hukum, terutama korupsi. Syarat yang satu ini merupakan harga mati yang tak bisa ditawar.

Selain itu, figur pemimpin Golkar harus memiliki kekuatan intelektual, birokrasi, dan ekonomi. Sosoknya harus mampu merangkul faksi - faksi internal agar kepemimpinan Golkar dapat berjalan dengan baik.

Menurutnya, bisa saja yang memimpin dari kubu Munas Bali, namun demikian, belum tentu sosok tersebut mampu merangkul faksi Munas Ancol. Begitu juga sebaliknya. Yang dibutuhkan, menurut Ubedillah, adalah sosok yang dapat merangkul semua pihak dan terbukti memiliki jam terbang politik yang tinggi.‎

Beberapa nama yang digadang untuk menjadi ketua umum Golkar, di antaranya adalah Nurdin Halid, Setya Novanto, Idrus Marham, Priyo Budi Santoso, erlangga hartarto, Syahrul Yasin Limpo, Ade Komarudin, dan lainnya. Nama - nama tersebut belum memastikan diri akan maju memperebutkan kursi ketum Golkar.‎

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement