Rabu 03 Feb 2016 22:09 WIB

Guru PNS Diminta Jadi Orang Tua Asuh Siswa Miskin

Rep: Edy Setyoko/ Red: Ilham
Sejumlah anak yatim piatu dan kurang mampu (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Sejumlah anak yatim piatu dan kurang mampu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mempunyai tugas sampiran. Mereka diminta Bupati Yuliatmono, agar bersedia menjadi Orang Tua Asuh (OTA) bagi anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu.

''Kami minta dengan penuh kesadaran guru PNS menjadi (OTA) anak usia sekolah dari keluarga tak mampu, maupun anak berkebutuhan khusus yang rentan putus sekolah,'' kata Yuliatmono, Rabu (3/2).

Berkat guru PNS menjadi OTA, kata Yuliatmono, diharapkan anak asuh itu bisa terus mengikuti pendidikan dasar secara berkesinambungan. Guru PNS yang menjadi OTA diminta mencari murid yang tidak mampu secara ekonomi. Ataupun murid yang berstatus anak yatim, piatu atau yatim-piatu. Mereka diminta membiayai pengasuhan dengan membayar tunai.

Cara pembayaran guru pengasuh diberikan setahun sekali. Persisnya, saat masuk sekolah baru. Atau ketika kenaikan kelas.

Guru juga diminta untuk menyampaikan keterampilan yang dimiliki orang tua dari anak asuhnya. Dari hal itu, Pemkab akan memberikan bantuan yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Misalnya, punya keterampilan menjahit, akan dibantu mesin jahit. Dengan  bantuan ini, diharapkan kehidupan ekonomi bisa meningkat.

Ketua Lembaga Gerakan Nasional OTA (LGNOTA) Kabupaten Karanganyar, Siti Khomsiyah menambahkan, lembaga yang dipimpin memiliki peran strategis. Ini diwujudkan agar pelaksanaan Wajib Belajar (Wajar) pendidikan dasar terlaksana dengan baik.

Selama ini, dana asuh yang diberikan kepada OTA adalah Rp 150 ribu untuk siswa SD sederajat, Rp 250 ribu untuk siswa SMP sederajat, dan Rp 350 ribu untuk siswa SMA sederajat.

Di Kabupaten Karanganyar, jumlah anak asuh yang dibantu melalui LGNOTA cukup banyak. Pada 2013 lalu, jumlah anak asuh tercatat 1.014 siswa. Kemudian meningkat menjadi 2.857 orang pada 2014. Lalu mengalami penurunan menjadi 1.064 pada 2015 lalu.

Siti Khosiyah menambahkan, selain menggandeng guru PNS dan Ormas untuk menjadi OTA, LGNOTA juga membidik sejumlah perusahaan di Kabupaten Karanganyar untuk bisa menjadi mitra kerja. Sejumlah perusahaan ini mempunyai dana Coorporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan sosial. Diharapkan, perusahaan menyalurkan dana CSR untuk membiayai anak asuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement