REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Guna mendongkrak perekonomian daerah, Dashboard Ekonomika Kerakyatan (DEK) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Yogyakarta, menginisiasi pencanangan program Satu Desa Satu Koperasi (SDSK) dengan tajuk revolusi moral.
Ketua DEK FEB UGM, Prof. Gunawan Sumodiningrat menyampaikan, gerakan ini sejalan dengan agenda penerintah untuk merevolusi mental bangsa. "Gerakan ini sejalan dan mendukung program Revolusi Mental untuk merubah pola pikir bangsa dengan semangat integritas, kerja keras, dan solidaritas,” katanya, Senin (1/2).
Menurut Gunawan inisiasi gerakan ini muncul karena kondisi pertumbuhan ekonomi yang mengalami gejala tidak sehat.Pada triwulan III 2015 perekonomian Indonesia tumbuh 4,73 persen dari triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, dan tumbuh 3,21 persen dari triwulan sebelumnya.
Namun, pertumbuhan tersebut tidak diiringi dengan perbaikan indikator-indikator kesejahteraan. Di antaranya ketimpangan distribusi pendapatan, kemiskinan, dan pengangguran.
Koefisien Gini yang digunakan untuk mengukur ketimpangan distribusi pendapatan mencapai angka 0,41 persen pada bulan Maret 2015. Sementara jumlah penduduk miskin di bulan yang sama mencapai 28,59 juta orang atau 11.22 persen. Proporsi penduduk miskin sendiri lebih banyak tersebar di daerah pedesaan.
Sementara itu, jumlah pengangguran pada Agustus 2015 tercatat sebanyak 7,56 juta orang.Hal ini menunjukkan, Indonesia masih menghadapi permasalahan yang sangat serius dalam pembangunan desa. Terutama masalah lambannya laju pengurangan kemiskinan dan pengangguran. "Untuk mengurangi ketimpangan pendapatan dengan penduduk kota, desa seharusnya menjadi pusat perhatian dalam pembangunan," kata Gunawan.